Multi Tech Editing Video,Music,Photo,cetak undangan,kartu nama,Disgn logo,T-shirt dll.Warnet Browsing,Download,Chatting,Online,Game Online/off line dll Jl.Basuki Rachmat II no.09 Tanjungpandan Call.071922723-087896436036
Kembang api
Kamis, 28 Maret 2019
KERAJINAN KHAS BELITUNG
Caping sungguh identik dengan kehidupan petani dan nelayan. Di Pulau Jawa, topi lebar ini biasa dibuat dari anyaman bambu. Lain lagi di Belitung, caping yang disebut terindak justru berbahan baku daun mengkuang/lais/pandan laut.
Terindak Belitong
Meski memiliki latar masa lalu sebagai daerah tambang, masyarakat Pulau Belitung sudah mengenal caping sejak lama. Caping khas Belitung yang disebut terindak dulunya memang hanya digunakan oleh kaun tani dan nelayan di pulau ini. Sebab dahulu, di masa perusahaan PT Timah, pegawai di lokasi tambang tak ada yang menggunakan terindak. Perusahaan itu mewajibkan karyawannya memakai helm proyek untuk keselamatan saat bertugas.
Namun kini, pengguna terindak di Belitung bukan sebatas petani dan nelayan. Tapi, banyak pekerja tambang inkonvensional atau tambang timah rakyat yang menggunakan terindak saat bekerja, sekedar untuk melindungi wajah dari sengatan matahari.
Terindak Belitong ini dibuat dari daun tumbuhan mengkuang (Pandanus sp). Tumbuhan dengan daun panjang dan berduri ini memang banyak dijumpai di rawa-rawa dan sekitar aliran sungai di Pulau Belitung. Oleh masyarakat tradisional Belitung, daun mengkuang selain dibuat terindak, biasa pula diolah sebagai bahan baku tikar, mentudong (tudung saji) dan ambin (wadah memanen padi).
Dahulu, banyak pengrajin terindak di perkampungan Pulau Belitung. Mereka membuat terindak selain buat dipakai sendiri, juga atas pesanan orang lain. Pesanan terindak kebanyakan dari kaum peladang tradisional yang memiliki ume (huma) ataupun petani kebun sahang.
Jumlah pengrajin terindak kini memang telah jauh berkurang. Banyak diantara mereka yang telah meninggal dunia. Namun diantaranya, ada yang mewariskan ilmu membuat terindak ini kepada anggota keluarganya yang bermanfaat hingga kini.
Untuk memperindah tampilan terindak, Pak Yanto memoles bagian luarnya dengan cat berbagai warna. Tak jarang ia memberi motif gambar bunga atau lainnya. Selain terindak terlihat lebih menarik, penggunaan cat minyak juga membuat kerapatan potongan daun mengkuang semakin kuat, sehingga tidak mudah ditembus air hujan.
Disamping pandai membuat terindak, Pak Yanto juga mahir membuat mentudong atau tudung saji khas Belitung. Bahan bakunya sama-sama dari daun mengkuang. Namun saat ini, ia lebih banyak membuat terindak sesuai pesanan warga di sekitar kampungnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
"orang yang baik selalu mengucap salam bila berkunjung"