BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
"Wanunazzilu minal Qurani maa huwa Syifaa u Wa Rahmatan Lil Mukminin..."
Artinya: Dan kami turunkan Al
Quran suatu penawar (obat) bagi orang-orang yang beriman.. (QA : 17 : 82)
Al-Qur’an adalah kitab Allah
yang diturunkan kepada Rasul-Nya Muhammad SAW, agar ia menentang manusia
dengannya, yang setiap ayatnya merupakan mukjizat. Al-Qur’an merupakan cahaya
yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya agar ia mengeluarkan manusia dari
kegelapan menuju jalan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
Al-Qur’an adalah undang-undang
Tuhan yang Allah jadikan sebagai Syari’at yang abadi dan undang-undang untuk
selama-lamanya serta lampu yang senantiasa menerangi.
Allah SWT memilih orang-orang
tertentu dari hamba-hamba–Nya. Dia mengaruniai mereka potensi berupa kecerdasan
dan daya pemahaman serta menjadikan mereka cinta kepada keimanan, sehingga
mereka sangat mencintai kitab Allah, tekun membaca dan memahami penafsirannya.
Dengan itu mereka mampu mengungkapkan hal-hal yang masih samar, menjelaskan
makna-maknanya kepada manusia serta
mendekatkannya kepada hati sanubari hamba-hamba-Nya.
1.2.
Rumusan Masalah
Bagaimanakah fungsi al Qur’an sebagai obat?
Manusia terdiri dari
jasmani dan ruhani. Oleh karenanya, menjadi penting bagi umat Islam untuk
memahami kesehatan individu dan masyarakat secara holistik, tidak hanya sisi
jasmani saja melainkan juga memperhatikan sisi ruhaninya. Hal inilah yang
membedakan konsep kesehatan Islam dan Barat. Barat hanya mementingkan sehat
dari sisi jasmani saja, sehingga terkesan memperlakukan tubuh manusia sebagai
mesin mekanik. Makalah ini disusun dengan tujuan memberikan informasi tentang
pandangan Al-Qur’an terhadap kesehatan dan obat.
Al-Qur’an sebagai
panduan hidup umat Islam ternyata juga memberikan penjelasan tentang obat dan
kesehatan. Meskipun penjelasannya tidak sedetail buku-buku pengobatan, namun
bisa memberikan gambaran secara global tentang pemahaman aqidah yang harus
dimiliki oleh pasien, pentingnya usaha preventif dalam mewujudkan kesehatan
serta obat-obat yang disebut dalam Al-Qur’an.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Manfaat
Membaca Al-Qur’an dan Kesehatan.
Arti Qur’an menurut pendapat yang
paling kuat seperti yang dikemukakan Dr. Subhi Al Salih berarti ‘bacaan’, asal
kata qara`a.
Kata Alqur’an itu berbentuk masdar
dengan arti isim maf’ul yaitu maqru` (dibaca).
Adapun definisi Alqur’an adalah: “Kalam Allah swt. yang merupakan mu’jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada nabi Muhammad saw. dan ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah.”
Adapun definisi Alqur’an adalah: “Kalam Allah swt. yang merupakan mu’jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada nabi Muhammad saw. dan ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah.”
Banyak ayat Al Qur’an yang
mengisyaratkan tentang pengobatan karena AlQur’an itu sendiri diturunkan
sebagai penawar dan Rahmat bagi orang-orang yang mukmin.
“Dan kami menurunkan Al Qur’an sebagai penawar dan Rahmat untuk
orang-orang yang mu’min.” (QS. Al
Isra/17: 82)
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tentram.”
(QS. Ar Ra’d/13: 28)
(QS. Ar Ra’d/13: 28)
Menurut para ahli tafsir bahwa nama lain
dari Al Qur’an yaitu “Asysyifâ” yang artinya secara Terminologi adalah Obat
Penyembuh
“Hai manusia, telah datang
kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari Tuhanmu dan sebagai obat penyembuh
jiwa, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS.
Yunus/10: 57)
Di samping Al Qur’an mengisyaratkan
tentang pengobatan juga menceritakan tentang keindahan alam semesta yang dapat
kita jadikan sebagai sumber dari pembuat obat- obatan.
“Dia menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu, seperti
zaitun, korma, anggur dan buah-buahan lain selengkapnya, sesungguhnya pada
hal-hal yang demikian terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang
yang mau memikirkan”. (QS. An-Nahl 16:11)
“Dan makanlah oleh kamu bermacam-macam sari buah-buahan, serta tempuhlah
jalan-jalan yang telah digariskan tuhanmu dengan lancar. Dari perut lebah itu
keluar minuman madu yang bermacam-macam jenisnya dijadikan sebagai obat untuk
manusia. Di alamnya terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mau
memikirkan”.
(QS. An-Nahl 16: 69)
(QS. An-Nahl 16: 69)
Berdasarkan keterangan tadi, dapat
dipastikan bahwa orang yang membaca Alqur’an akan merasakan ketenangan jiwa. Banyak pula hadits Nabi yang menerangkan
tentang keutamaan membacanya dan menghafalnya atau bahkan mempelajarinya. “Sebaik-baik
kalian adalah orang yang mempelajari Alqur’an dan mengajarkannya.” (HR
Bukhori)
“Siapa saja yang disibukkan oleh Alqur’an dalam rangka berdzikir
kepada-Ku, dan memohon kepada-Ku, niscaya Aku akan berikan sesuatu yang lebih
utama daripada apa yang telah Aku berikan kepada orang-orang yang telah
meminta. Dan keutamaannya Kalam Allah daripada seluruh kalam selain-Nya,
seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya.”
(HR. At Turmudzi)
(HR. At Turmudzi)
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah (masjid) Allah, mereka
membaca Alqur’an dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketentraman,
mereka diliputi dengan rahmat, malaikat menaungi mereka dan Allah
menyebut-nyebut mereka pada makhluk yang ada di sisi-Nya”.
(HR.
Muslim)
“Hendaklah kamu menggunakan kedua obat-obat: madu dan Alqur’an”
(HR. Ibnu Majah dan Ibnu Mas’ud)
(HR. Ibnu Majah dan Ibnu Mas’ud)
Dan masih banyak lagi dalil yang
menerangkan bahwa berbagai penyakit dapat disembuhkan dengan membaca atau
dibacakan ayat-ayat Alqur’an (lihat Assuyuthi, Jalaluddin, Al Qur’an sebagai
Penyembuh (Alqur’an asy Syâfî), terj. Achmad Sunarto, Semarang, CV. Surya Angkasa Semarang, cet. I,
1995).
Walaupun tidak dibarengi dengan data
ilmiah, Syaikh Ibrahim bin Ismail dalam karyanya Ta’lim al Muta’alim halaman
41, sebuah kitab yang mengupas tata krama mencari ilmu berkata,
“Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang kuat ingatan atau
hafalannya. Di antaranya, menyedikitkan makan, membiasakan melaksanakan ibadah
salat malam, dan membaca Alquran sambil melihat kepada mushaf”. Selanjutnya ia
berkata, “Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkan terhadap daya ingat dan
memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali membaca Alqur’an”.
Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang
panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil
membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang Muslim,
baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan
fisiologis yang sangat besar.
Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh
ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang
dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter
ahli jiwa ini tidak serampangan. Penelitiannya ditunjang dengan bantuan
peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung,
ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji
cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97% dalam
melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.
Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat
pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Dalam
laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam
Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Alquran terbukti mampu mendatangkan
ketenangan sampai 97% bagi mereka yang men dengarkannya.
Kesimpulan hasil uji coba tersebut
diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek
penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2
wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka
pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya adalah Alqur’an.
Penelitian yang dilakukan sebanyak 210
kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Alquran dengan tartil dan
membacakan bahasa Arab yang bukan dari Alqur’an. Kesimpulannya, responden
mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Alquran dan
mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan
dari Alqur’an.
Alquran memberikan pengaruh besar jika
diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam
Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997. Menurut
penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat
Alquran dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih
tenang.
Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan
kenikmatan yang besar, kita memiliki Alquran. Selain menjadi ibadah dalam
membacanya, bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan
rohani kita. Jika mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi kecerdasan
intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, bacaan Alquran lebih dari
itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Alquran memengaruhi kecerdasan
spiritual (SQ).
Mahabenar Allah yang telah berfirman, “Dan apabila
dibacakan Alquran, simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar
kamu mendapat rahmat”
(Q.S. 7: 204).
(Q.S. 7: 204).
Atau juga, “Dan Kami telah menurunkan dari Alquran, suatu yang menjadi
penawar (obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu
tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (Q.S.17:82).
Atau, “Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah-lah hati menjadi
tentram”
(Q.S. 13: 28).
(Q.S. 13: 28).
2.2.
Unsur
Meditasi Al Qur’an
Kitab ini, tentu saja bukanlah sebuah buku
sains ataupun buku kedokteran, namun Alqur’an menyebut dirinya sebagai ‘penyembut
penyakit’, yang oleh kaum Muslim diartikan bahwa petunjuk yang dikandungnya
akan membawa manusia pada kesehatan spiritual, psikologis, dan fisik.
Kesembuhan menggunakan Alqur’an dapat
dilakukan dengan membaca, berdekatan dengannya, dan mendengarkannya. Membaca,
mendengar, memperhatikan dan berdekatan dengannya ialah bahwasanya Alqur’an itu
dibaca di sisi orang yang sedang menderita sakit sehingga akan turun rahmat
kepada mereka.
Allah
saw menjelaskan,
“Dan apabila dibacakan Alqur’an, maka dengarkanlah baik-baik dan
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al A’raf: 204)
Menurut
hemat penulis, salah satu unsur yang dapat dikatakan meditasi dalam Alquran
adalah, pertama, auto sugesti, dan kedua, adalah hukum- hukum bacaan yaitu
waqaf.
v
Aspek Auto Sugesti
Alqur’an merupakan kitab
suci umat Islam yang berisikan firman-firman Allah. Banyak sekali
nasihat-nasihat, berita-berita kabar gembira bagi orang yang beriman dan
beramal sholeh, dan berita-berita ancaman bagi mereka yang tidak beriman dan
atau tidak beramal sholeh.
Maka, alqur’an berisikan
ucapan-ucapan yang baik, yang dalam istilah Alqur’an sendiri, ahsan alhadits.
Kata-kata yang penuh kebaikan sering memberikan efek auto sugesti yang positif
dan yang akan menimbulkan ketenangan.
Platonov
telah membuktikan dalam eksperimennya bahwa kata-kata sebagai suatu Conditioned
Stimulus (Premis dari Pavlov) memang benar-benar menimbulkan perubahan sesuai
dengan arti atau makna kata-kata tersebut pada diri manusia. Pada eksperimen
Plotonov, kata-kata yang digunakan adalah tidur, tidur dan memang individu
tersebut akhirnya tertidur.
Pikiran dan tubuh dapat berinteraksi
dengan cara yang amat beragam untuk menimbul kan kesehatan atau penyakit.
Zakiah
Daradjat mengatakan bahwa sembahyang, do’a-do’a dan permohonan ampun kepada
Allah, semuanya merupakan cara-cara pelegaan batin yang akan mengembalikan
ketenangan dan ketentraman jiwa kepada orang-orang yang melakukannya.
v Relaksasi
Aspek Waqof
Alqur’an
adalah sebuah kitab suci yang mempunyai kode etik dalam membacanya. Membaca
Alqur’an tidak seperti membaca bacaan-bacaan lainnya. Membaca Alqur’an harus
tanpa nafas dalam pengertian sang pembaca harus membaca dengan sekali nafas
hingga kalimat-kalimat tertentu atau hingga tanda-tanda tertentu yang dalam
istilah ilmu tajwid dinamakan waqaf. Jika si pembaca berhenti pada tempat yang
tidak semestinya maka dia harus membaca ulang kata atau kalimat sebelumnya.
Waqof artinya berhenti di suatu kata ketika membaca
Alqur’an, baik di akhir ayat maupun di tengah ayat dan disertai nafas.
Mengikuti tanda-tanda waqof yang ada dalam Alqur’an, kedudukannya tidak
dihukumi wajib syar’i bagi yang melanggarnya. Walaupun jika berhenti dengan
sengaja pada kalimat-kalimat tertentu yang dapat merusak arti dan makna yang
dimaksud, maka hukumnya haram.
Jadi cara membaca Alqur’an itu bisa disesuaikan
dengan tanda-tanda waqaf dalam Alqur’an atau disesuaikan dengan kemampuan si
pembaca dengan syarat bahwa bacaan yang dibacanya tidak berubah arti atau
makna.
Ø Waqaf dalam Alquran
·
Tanda awal atau akhir ayat
·
·
Tanda awal atau akhir surat
·
·
Tanda-tanda waqaf
Ø Kemampuan nafas pembaca
Siapa saja bisa boleh membaca Alqur?an, baik anak
kecil, muda maupun tua, baik pria maupun wanita selagi mereka dalam keadaan
suci atau berwudlu. Jadi bagaimanapun kemampuan mereka bernafas mereka boleh
membaca Alqur’an. Berhenti berdasarkan kemampuan nafas pembaca, dalam ilmu
tajwid, bisa dikategorikan dalam bagian-bagian waqaf.
Adapula beberapa penekanan nafas dalam membaca
Alqur’an. Penekanan-penekanan tersebut dalam ilmu tajwid dinamakan mad.
Indonesia adalah negara yang mayoritas umat Islam menerapkan hukum-hukum
membaca Alqur’an menurut Rowi, Hafsh, yang telah berguru kepada imam ‘Ashim.
Adapun hukum-hukum bacaan mad dalam ilmu Tajwid menurut Rowi Hafsh adalah:
·
Mad Munfashil,
yaitu apabila terdapat mad bertemu dengan hamzah dalam kalimat yang terpisah. Cara baca hukum ini 4 harakat.
yaitu apabila terdapat mad bertemu dengan hamzah dalam kalimat yang terpisah. Cara baca hukum ini 4 harakat.
·
·
Mad Badal,
yaitu apabila terdapat hamzah yang berharakat bertemu dengan huruf mad yang sukun. Cara membaca hukum ini adalah 2 harakat.
yaitu apabila terdapat hamzah yang berharakat bertemu dengan huruf mad yang sukun. Cara membaca hukum ini adalah 2 harakat.
2.3.
Waktu Meditasi dengan Alqur’an
Pada hakikatnya tidak ada waktu yang makruh untuk membaca/meditasi
Alqur’an, hanya saja memang ada beberapa dalil yang menerangkan bahwa ada
waktu-waktu yang lebih utama dari waktu-waktu yang lainnya untuk membaca
Alqur’an. Waktu-waktu tersebut adalah:
1.
Dalam
sholat
An-Nawawi berkata;
‘Waktu-waktu pilihan yang paling utama untuk membaca
Alqur’an ialah dalam sholat.’
Al Baihaqi meriwayatkan dalam
asy Syu’ab dari Ka’ab r.a. ia berkata:
“Allah telah memilih negeri-negeri, maka
negeri-negeri yang lebih dicintai Allah ialah negeri al Haram (Mekkah). Allah
telah memilih zaman, maka zaman yang lebih dicintai Allah ialah bulan-bulan
haram. Dan bulan yang lebih dicintai Allah ialah bulan dzulhijjah. Hari-hari
bulan Dzulhijjah yang lebih dicintai Allah ialah sepuluh hari yang pertama.
Allah telah memilih hari-hari, maka hari yang lebih dicintai Allah ialah hari
Jum?at. Malam-malam yang lebih dicintai Allah ialah malam Qadar. Allah telah
memilih waktu-waktu malam dan siang, maka waktu yang lebih dicintai Allah ialah
waktu-waktu sholat yang lima
waktu. Allah telah memilih kalam-kalam (perkataan), maka kalam yang dicintai
Allah adalah lafadz ‘La ilâha illallâh wallâhu akbar wa subhanallâhi wal
hamdulillâh.“
2. Malam hari
Waktu-waktu yang
paling utama untuk membaca Alqur’an selain waktu sholat adalah waktu malam,
Allah
menegaskan,
“Di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku
lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang
mereka juga bersujud (sholat).” (QS.
Ali Imron 3:113)
Waktu malam ini pun dibagi menjadi
2:
·
Antara waktu Maghrib dan Isya
·
Bagian malam yang terakhir
3. Setelah Subuh
Sebagai penutup
mudah-mudahan ini merupakan langkah awal untuk bisa lebih membuktikan unsur-unsur
kesehatan dari Alqur’an, baik makna-maknanya, cara membacanya maupun lainnya.
2.4. Pengertian dan Dalil- Dalil Al-Qur’an Sebagai Obat
Obat
adalah bahan-bahan yang digunakan, baik didalam maupun diluar permukaan tubuh
dengan tujuan untuk menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit.
Pengertian Al-Qur’an sebagai obat disini tidak hanya
sebagai obat lahiriah tetapi juga secara batiniah.
Telah disebutkan didalam Al-Qur’an al-Karim padasejumlah
ayat kata-kata yang didalamnya terkandung unsur nabati yang biasa dikonsumsi
oleh manusia dan hewan dalam makanannya dan obat-obatannya, ilmu modern sudah
menyatakan manfaatnya dan nilai pentignya sebagaimana dia juga memaparkan
sebagaimana dia juga memaparkan adanya
pembgian tumbuhan dan organ-organ tubuhnya. Didalam al-qur’an juga
didapati dalil-dalil yang menunjukkansikls kehidupan tumbuhan . Selain itu juga ada ayat-ayat yang menuturkan
beberapa macam unsur nabati yang biasa dikonsumsi sebagai obat yang secara umum
dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar berikut ini :
v Pertama : Al-Qu’an bericara tentang tanaman ladang, macamnya, hasil produksinya,
biji-bijian dan tanaman hijau.terdapat dalam surah al-baqarah ayat: 61
v Kedua : Al-Qur’an
menyebutkan pepohonan, bagian-bagiannya dan buah-buahan. Terdapat dalam
surat l- al-an’am ayat:95
Salah
satu fungsi Al Qur'an adalah sebagai obat (syifa) atau penawar dan penangkal
segala macam jenis penyakit, baik penyakit rohani maupun jasmani.Termasuk pula penangkal gangguan jin,
syetan atau sihir. Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim usahakan
senantiasa membaca wirid harian, yaitu membaca Al Qur'an setiap hari.
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلا خَسَارًا
Artinya:
"Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian." (QS.Al-Israa:82).
"Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian." (QS.Al-Israa:82).
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
“Dan
Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan Al-Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang-orang
yang dzalim selain kerugian.” (Al-Isra`: 82)
“Penyembuh.”
Penyembuh yang dimaksud di sini meliputi penyembuh atas segala penyakit, baik
rohani maupun jasmani, sebagaimana yang akan dijelaskan dalam tafsirnya.
Penjelasan Tafsir Ayat
Ibnu Katsir berkata:
“Allah mengabarkan tentang
kitab-Nya yang diturunkan kepada Rasul-Nya , yaitu Al-Qur`an, yang tidak
terdapat kebatilan di dalamnya baik dari sisi depan maupun belakang, yang
diturunkan dari Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji, bahwa sesungguhnya
Al-Qur`an itu merupakan penyembuh dan rahmat bagi kaum mukminin. Yaitu menghilangkan
segala hal berupa keraguan, kemunafikan, kesyirikan, penyimpangan, dan
penyelisihan yang terdapat dalam hati. Al-Qur`an-lah yang menyembuhkan itu
semua. Di samping itu, ia merupakan rahmat yang dengannya membuahkan keimanan,
hikmah, mencari kebaikan dan mendorong untuk melakukan-nya. Hal ini tidaklah
didapatkan kecuali oleh orang yang mengimani, membenarkan, serta mengikutinya.
Bagi orang yang seperti ini, Al-Qur`an akan menjadi penyembuh dan rahmat.
2.5.
Al-Qur`an Menyembuhkan Penyakit Jasmani
Suatu hal yang menjadi keyakinan setiap muslim bahwa Al-Qur`anul Karim diturunkan Allah untuk memberi petunjuk kepada setiap manusia, menyembuhkan berbagai penyakit hati yang menjangkiti manusia, bagi mereka yang diberi hidayah oleh Allah dan dirahmati-Nya. Namun apakah Al-Qur`an dapat menyembuhkan penyakit jasmani?
Dalam hal ini, para ulama menukilkan dua pendapat: Ada yang mengkhususkan penyakit hati; Ada pula yang menyebutkan penyakit jasmani dengan cara meruqyah, ber-ta’awudz, dan semisalnya. Ikhtilaf ini disebutkan Al-Qurthubi dalam Tafsir-nya. Demikian pula disebutkan Asy-Syaukani dalam Fathul Qadir, lalu beliau berkata:
“Dan tidak ada
penghalang untuk mem-bawa ayat ini kepada dua makna tersebut.”
(Fathul Qadir, 3/253)
Pendapat ini semakin
ditegaskan Syaikhul Islam Ibnul Qayyim dalam kitabnya Zadul Ma’ad:
“Al-Qur`an adalah penyembuh yang sempurna dari seluruh
penyakit hati dan jasmani, demikian pula penyakit dunia dan akhirat. Dan
tidaklah setiap orang diberi keahlian dan taufiq untuk menjadikannya sebagai
obat. Jika seorang yang sakit konsisten berobat dengannya dan meletakkan pada
sakitnya dengan penuh kejujuran dan keimanan, penerimaan yang sempurna, keyakinan yang
kokoh, dan menyempurna-kan syaratnya, niscaya penyakit apapun tidak akan mampu
menghadapinya selama-lamanya.Maka tidak satu pun jenis penyakit, baik
penyakit hati maupun jasmani, melainkan dalam Al-Qur`an ada cara yang
mem-bimbing kepada obat dan sebab (kesembuhan) nya.”
(Zadul Ma’ad, 4/287).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Al-Qur’an Sebagai Obat Bagi Penyakit Yang Ada Di Dalam Dada dan Hati Manusia
Bahwa
sebenarnya Kitan Suci Al Qur’an itu merupakan obat bagi manusia, tetapi sayang
orang-orang itu sendiri banyak yang tidak mau memanfaatkan Al Quran sebagai
obat Di dalam Al Qur’an Allah Swt berfirman;
“Wahai manusia telah datang kepadamu Kitab Al
Qur’an yang mengandung pengajaran dari Tuhanmu dan obat bagi penyakit-penyakit
yang ada di dalam dada (hati) serta mengandung tuntunan dan bahagia bagi mereka
yang mempercayainya”
(QS yunus. 57).
Manusia
terdiri dari aspek jasmani dan ruhani. Oleh karena itu dalam memandang
kesehatan manusia harus melihat kedua aspek tersebut. Al-Qur’an memberikan
panduan yang menarik tentang hal itu, yaitu bahwa dalam kondisi sakitpun
manusia jangan sampai melupakan Allah. Bahkan justru Dia-lah sebenarnya Dzat Yang
Menyembuhkan.
Selain itu, Al-Qur’an memberikan
arahan bahwa seharusnya yang menjadi perhatian utama dalam mewujudkan kesehatan
individu maupun masyarakat adalah upaya-upaya yang bersifat preventif, karena
manusia pada asalnya adalah dalam kondisi sehat. Namun demikian, tidak berarti
meninggalkan upaya kuratif. Al-Qur’an menyebutkan dua hal yang bisa digunakan
untuk pengobatan kuratif tersebut, yaitu Al-Qur’an itu sendiri.
Petunjuk
Dalil
Sesungguhnya Allah Swt telah menetapkan bahwa salah satu
fungsi Al Qur’an adalah sebagai Syifa’ atau penawar terhadap segala
penyakit hati yang mengidap diri manusia, sebagaimana yang tersebut dalam
firman Allah Qs. Yunus, 10 : 57 yang berbunyi :
“Hai manusia, sungguh telah datang
kepadamu pengajaran dari Rabb kamu sekalian, dan sebagai penawar bagi
penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi
orang-orang yang beriman.”
Subhanallah,
segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al Quran kepada kita. bagi orang
yang tidak mengerti sama sekali saja terbukti Al Quran memberikan manfaat, apa
lagi bagi orang yang mengerti dan paham tentang isi Al Quran. Mari, kembali
kita kepada Al Quran, kita tingkatkan bacaaan Al Quran kita , kita tingkatkan
hafalan, kita tingkatkan pemahaman kita tentang isi dan kandungan yang terdapat
dalam Al Quran yang subhanallah luar biasa hebatnya.
DAFTAR FUSTAKA :
Tohari, Hamien Islam, Rahmat
bagi alam semesta : Untaian ceramah penyejuk hati, Jakarta : Alifia Book, 2009
Fakhrudin Ali dkk, Tafsir Al-Hidayah :Al-Qur’an Tafsir Per Kata Tajwid kode angka
,Banten : Kalim, 2000
Mahran Jamaludin dkk, Al-Qur’an
bertutur tentang makanan dan obat- obatan Yogyakarta: Mitra Pustaka,2006
Qardhawi Yusuf, Al-qur’an berbicara tentang akal dan ilmu pengetahuan Jakarta: Gema insani,1998
Shihab ,M Quraish, Tafsir
Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran, Jakarta:Lentera Hati,2002
Enslikopedia, (Yogyakarta: Kanisius,1991)
http://rumaysho.com/belajar-islam/tafsir-al-quran/3236-al-quran-sebagai-obat-hati.html
diakses pada sabtu 08 Desember 2012 pukul 10.30 WIB
http://onlinehidayah.wordpress.com/2011/10/12/pengertian-dan-macam-macam-hidayah-secara-umum/
diakses pada rabu 19 September 2012 pukul 12:49 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
"orang yang baik selalu mengucap salam bila berkunjung"