Kembang api


Minggu, 15 Desember 2013

Makalah Al-Quran Sebagai Obat



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang Masalah

 

"Wanunazzilu minal Qurani maa huwa Syifaa u Wa Rahmatan Lil Mukminin..."

Artinya: Dan kami turunkan Al Quran suatu penawar (obat) bagi orang-orang yang beriman.. (QA : 17 : 82)
Al-Qur’an adalah kitab Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya Muhammad SAW, agar ia menentang manusia dengannya, yang setiap ayatnya merupakan mukjizat. Al-Qur’an merupakan cahaya yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya agar ia mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju jalan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
Al-Qur’an adalah undang-undang Tuhan yang Allah jadikan sebagai Syari’at yang abadi dan undang-undang untuk selama-lamanya serta lampu yang senantiasa menerangi.
Allah SWT memilih orang-orang tertentu dari hamba-hamba–Nya. Dia mengaruniai mereka potensi berupa kecerdasan dan daya pemahaman serta menjadikan mereka cinta kepada keimanan, sehingga mereka sangat mencintai kitab Allah, tekun membaca dan memahami penafsirannya. Dengan itu mereka mampu mengungkapkan hal-hal yang masih samar, menjelaskan makna-maknanya kepada manusia  serta mendekatkannya kepada hati sanubari hamba-hamba-Nya.

1.2.            Rumusan Masalah
Bagaimanakah  fungsi al Qur’an sebagai obat?
Manusia terdiri dari jasmani dan ruhani. Oleh karenanya, menjadi penting bagi umat Islam untuk memahami kesehatan individu dan masyarakat secara holistik, tidak hanya sisi jasmani saja melainkan juga memperhatikan sisi ruhaninya. Hal inilah yang membedakan konsep kesehatan Islam dan Barat. Barat hanya mementingkan sehat dari sisi jasmani saja, sehingga terkesan memperlakukan tubuh manusia sebagai mesin mekanik. Makalah ini disusun dengan tujuan memberikan informasi tentang pandangan Al-Qur’an terhadap kesehatan dan obat.
Al-Qur’an sebagai panduan hidup umat Islam ternyata juga memberikan penjelasan tentang obat dan kesehatan. Meskipun penjelasannya tidak sedetail buku-buku pengobatan, namun bisa memberikan gambaran secara global tentang pemahaman aqidah yang harus dimiliki oleh pasien, pentingnya usaha preventif dalam mewujudkan kesehatan serta obat-obat yang disebut dalam Al-Qur’an.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.            Manfaat Membaca Al-Qur’an dan Kesehatan.
 Arti Qur’an menurut pendapat yang paling kuat seperti yang dikemukakan Dr. Subhi Al Salih berarti ‘bacaan’, asal kata qara`a.
 Kata Alqur’an itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru` (dibaca).
Adapun definisi Alqur’an adalah: “Kalam Allah swt. yang merupakan mu’jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada nabi Muhammad saw. dan ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah.”
        Banyak ayat Al Qur’an yang mengisyaratkan tentang pengobatan karena AlQur’an itu sendiri diturunkan sebagai penawar dan Rahmat bagi orang-orang yang mukmin.

“Dan kami menurunkan Al Qur’an sebagai penawar dan Rahmat untuk orang-orang yang mu’min.”  (QS. Al Isra/17: 82)

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram.”
(QS. Ar Ra’d/13: 28)

       Menurut para ahli tafsir bahwa nama lain dari Al Qur’an yaitu “Asysyifâ” yang artinya secara Terminologi adalah Obat Penyembuh

 “Hai manusia, telah datang kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari Tuhanmu dan sebagai obat penyembuh jiwa, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus/10: 57)
        
Di samping Al Qur’an mengisyaratkan tentang pengobatan juga menceritakan tentang keindahan alam semesta yang dapat kita jadikan sebagai sumber dari pembuat obat- obatan.

“Dia menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu, seperti zaitun, korma, anggur dan buah-buahan lain selengkapnya, sesungguhnya pada hal-hal yang demikian terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mau memikirkan”. (QS. An-Nahl 16:11)

“Dan makanlah oleh kamu bermacam-macam sari buah-buahan, serta tempuhlah jalan-jalan yang telah digariskan tuhanmu dengan lancar. Dari perut lebah itu keluar minuman madu yang bermacam-macam jenisnya dijadikan sebagai obat untuk manusia. Di alamnya terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mau memikirkan”.
(QS. An-Nahl 16: 69)

       Berdasarkan keterangan tadi, dapat dipastikan bahwa orang yang membaca Alqur’an akan merasakan ketenangan jiwa.  Banyak pula hadits Nabi yang menerangkan tentang keutamaan membacanya dan menghafalnya atau bahkan mempelajarinya. “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Alqur’an dan mengajarkannya.” (HR Bukhori)

“Siapa saja yang disibukkan oleh Alqur’an dalam rangka berdzikir kepada-Ku, dan memohon kepada-Ku, niscaya Aku akan berikan sesuatu yang lebih utama daripada apa yang telah Aku berikan kepada orang-orang yang telah meminta. Dan keutamaannya Kalam Allah daripada seluruh kalam selain-Nya, seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya.”
(HR. At Turmudzi)

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah (masjid) Allah, mereka membaca Alqur’an dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketentraman, mereka diliputi dengan rahmat, malaikat menaungi mereka dan Allah menyebut-nyebut mereka pada makhluk yang ada di sisi-Nya”.  (HR. Muslim)

“Hendaklah kamu menggunakan kedua obat-obat: madu dan Alqur’an”
(HR. Ibnu Majah dan Ibnu Mas’ud)

       Dan masih banyak lagi dalil yang menerangkan bahwa berbagai penyakit dapat disembuhkan dengan membaca atau dibacakan ayat-ayat Alqur’an (lihat Assuyuthi, Jalaluddin, Al Qur’an sebagai Penyembuh (Alqur’an asy Syâfî), terj. Achmad Sunarto, Semarang, CV. Surya Angkasa Semarang, cet. I, 1995).
       Walaupun tidak dibarengi dengan data ilmiah, Syaikh Ibrahim bin Ismail dalam karyanya Ta’lim al Muta’alim halaman 41, sebuah kitab yang mengupas tata krama mencari ilmu berkata,

“Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang kuat ingatan atau hafalannya. Di antaranya, menyedikitkan makan, membiasakan melaksanakan ibadah salat malam, dan membaca Alquran sambil melihat kepada mushaf”. Selanjutnya ia berkata, “Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkan terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali membaca Alqur’an”.
       
          Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar.
       Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan. Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.
       Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Alquran terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang men dengarkannya.
       Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya adalah Alqur’an.
       Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Alquran dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Alqur’an. Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Alquran dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Alqur’an.
       Alquran memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997. Menurut penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat Alquran dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.
        Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang besar, kita memiliki Alquran. Selain menjadi ibadah dalam membacanya, bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, bacaan Alquran lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Alquran memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).

Mahabenar Allah yang telah berfirman, “Dan apabila dibacakan Alquran, simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”
(Q.S. 7: 204).

Atau juga, “Dan Kami telah menurunkan dari Alquran, suatu yang menjadi penawar (obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (Q.S.17:82).

Atau, “Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah-lah hati menjadi tentram”
(Q.S. 13: 28).

2.2.              Unsur Meditasi Al Qur’an
           Kitab ini, tentu saja bukanlah sebuah buku sains ataupun buku kedokteran, namun Alqur’an menyebut dirinya sebagai ‘penyembut penyakit’, yang oleh kaum Muslim diartikan bahwa petunjuk yang dikandungnya akan membawa manusia pada kesehatan spiritual, psikologis, dan fisik.
           Kesembuhan menggunakan Alqur’an dapat dilakukan dengan membaca, berdekatan dengannya, dan mendengarkannya. Membaca, mendengar, memperhatikan dan berdekatan dengannya ialah bahwasanya Alqur’an itu dibaca di sisi orang yang sedang menderita sakit sehingga akan turun rahmat kepada mereka.
Allah saw menjelaskan,

“Dan apabila dibacakan Alqur’an, maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al A’raf: 204)

           Menurut hemat penulis, salah satu unsur yang dapat dikatakan meditasi dalam Alquran adalah, pertama, auto sugesti, dan kedua, adalah hukum- hukum bacaan yaitu waqaf.
v        Aspek Auto Sugesti
       Alqur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berisikan firman-firman Allah. Banyak sekali nasihat-nasihat, berita-berita kabar gembira bagi orang yang beriman dan beramal sholeh, dan berita-berita ancaman bagi mereka yang tidak beriman dan atau tidak beramal sholeh.
      Maka, alqur’an berisikan ucapan-ucapan yang baik, yang dalam istilah Alqur’an sendiri, ahsan alhadits. Kata-kata yang penuh kebaikan sering memberikan efek auto sugesti yang positif dan yang akan menimbulkan ketenangan.
        Platonov telah membuktikan dalam eksperimennya bahwa kata-kata sebagai suatu Conditioned Stimulus (Premis dari Pavlov) memang benar-benar menimbulkan perubahan sesuai dengan arti atau makna kata-kata tersebut pada diri manusia. Pada eksperimen Plotonov, kata-kata yang digunakan adalah tidur, tidur dan memang individu tersebut akhirnya tertidur.
         Pikiran dan tubuh dapat berinteraksi dengan cara yang amat beragam untuk menimbul kan kesehatan atau penyakit.
        Zakiah Daradjat mengatakan bahwa sembahyang, do’a-do’a dan permohonan ampun kepada Allah, semuanya merupakan cara-cara pelegaan batin yang akan mengembalikan ketenangan dan ketentraman jiwa kepada orang-orang yang melakukannya.
v   Relaksasi
Aspek Waqof
       Alqur’an adalah sebuah kitab suci yang mempunyai kode etik dalam membacanya. Membaca Alqur’an tidak seperti membaca bacaan-bacaan lainnya. Membaca Alqur’an harus tanpa nafas dalam pengertian sang pembaca harus membaca dengan sekali nafas hingga kalimat-kalimat tertentu atau hingga tanda-tanda tertentu yang dalam istilah ilmu tajwid dinamakan waqaf. Jika si pembaca berhenti pada tempat yang tidak semestinya maka dia harus membaca ulang kata atau kalimat sebelumnya.
Waqof artinya berhenti di suatu kata ketika membaca Alqur’an, baik di akhir ayat maupun di tengah ayat dan disertai nafas. Mengikuti tanda-tanda waqof yang ada dalam Alqur’an, kedudukannya tidak dihukumi wajib syar’i bagi yang melanggarnya. Walaupun jika berhenti dengan sengaja pada kalimat-kalimat tertentu yang dapat merusak arti dan makna yang dimaksud, maka hukumnya haram.
Jadi cara membaca Alqur’an itu bisa disesuaikan dengan tanda-tanda waqaf dalam Alqur’an atau disesuaikan dengan kemampuan si pembaca dengan syarat bahwa bacaan yang dibacanya tidak berubah arti atau makna.
Ø      Waqaf dalam Alquran
·                      Tanda awal atau akhir ayat
·                       
·                      Tanda awal atau akhir surat
·                       
·                      Tanda-tanda waqaf
Ø      Kemampuan nafas pembaca
Siapa saja bisa boleh membaca Alqur?an, baik anak kecil, muda maupun tua, baik pria maupun wanita selagi mereka dalam keadaan suci atau berwudlu. Jadi bagaimanapun kemampuan mereka bernafas mereka boleh membaca Alqur’an. Berhenti berdasarkan kemampuan nafas pembaca, dalam ilmu tajwid, bisa dikategorikan dalam bagian-bagian waqaf.
Adapula beberapa penekanan nafas dalam membaca Alqur’an. Penekanan-penekanan tersebut dalam ilmu tajwid dinamakan mad.
Indonesia adalah negara yang mayoritas umat Islam menerapkan hukum-hukum membaca Alqur’an menurut Rowi, Hafsh, yang telah berguru kepada imam ‘Ashim. Adapun hukum-hukum bacaan mad dalam ilmu Tajwid menurut Rowi Hafsh adalah:
·         Mad Munfashil,
yaitu apabila terdapat mad bertemu dengan hamzah dalam kalimat yang terpisah. Cara baca hukum ini 4 harakat.
·          
·         Mad Badal,
yaitu apabila terdapat hamzah yang berharakat bertemu dengan huruf mad yang sukun. Cara membaca hukum ini adalah 2 harakat.
2.3.            Waktu Meditasi dengan Alqur’an
Pada hakikatnya tidak ada waktu yang makruh untuk membaca/meditasi Alqur’an, hanya saja memang ada beberapa dalil yang menerangkan bahwa ada waktu-waktu yang lebih utama dari waktu-waktu yang lainnya untuk membaca Alqur’an. Waktu-waktu tersebut adalah:
1.      Dalam sholat
An-Nawawi berkata;
‘Waktu-waktu pilihan yang paling utama untuk membaca Alqur’an ialah dalam sholat.’
Al Baihaqi meriwayatkan dalam asy Syu’ab dari Ka’ab r.a. ia berkata:
“Allah telah memilih negeri-negeri, maka negeri-negeri yang lebih dicintai Allah ialah negeri al Haram (Mekkah). Allah telah memilih zaman, maka zaman yang lebih dicintai Allah ialah bulan-bulan haram. Dan bulan yang lebih dicintai Allah ialah bulan dzulhijjah. Hari-hari bulan Dzulhijjah yang lebih dicintai Allah ialah sepuluh hari yang pertama. Allah telah memilih hari-hari, maka hari yang lebih dicintai Allah ialah hari Jum?at. Malam-malam yang lebih dicintai Allah ialah malam Qadar. Allah telah memilih waktu-waktu malam dan siang, maka waktu yang lebih dicintai Allah ialah waktu-waktu sholat yang lima waktu. Allah telah memilih kalam-kalam (perkataan), maka kalam yang dicintai Allah adalah lafadz ‘La ilâha illallâh wallâhu akbar wa subhanallâhi wal hamdulillâh.“
2.  Malam hari
Waktu-waktu yang paling utama untuk membaca Alqur’an selain waktu sholat adalah waktu malam,
Allah menegaskan,
“Di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sholat).” (QS. Ali Imron 3:113)
           Waktu malam ini pun dibagi menjadi 2:
·         Antara waktu Maghrib dan Isya
·         Bagian malam yang terakhir
3. Setelah Subuh
Sebagai penutup mudah-mudahan ini merupakan langkah awal untuk bisa lebih membuktikan unsur-unsur kesehatan dari Alqur’an, baik makna-maknanya, cara membacanya maupun lainnya.

2.4.            Pengertian dan Dalil- Dalil Al-Qur’an Sebagai Obat

Obat adalah bahan-bahan yang digunakan, baik didalam maupun diluar permukaan tubuh dengan tujuan untuk menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit.
Pengertian Al-Qur’an sebagai obat disini tidak hanya sebagai obat lahiriah tetapi juga secara batiniah.
Telah disebutkan didalam Al-Qur’an al-Karim padasejumlah ayat kata-kata yang didalamnya terkandung unsur nabati yang biasa dikonsumsi oleh manusia dan hewan dalam makanannya dan obat-obatannya, ilmu modern sudah menyatakan manfaatnya dan nilai pentignya sebagaimana dia juga memaparkan sebagaimana dia juga memaparkan adanya  pembgian tumbuhan dan organ-organ tubuhnya. Didalam al-qur’an juga didapati dalil-dalil yang menunjukkansikls kehidupan tumbuhan . Selain  itu juga ada ayat-ayat yang menuturkan beberapa macam unsur nabati yang biasa dikonsumsi sebagai obat yang secara umum dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar berikut ini :

v     Pertama : Al-Qu’an bericara tentang  tanaman ladang, macamnya, hasil produksinya, biji-bijian dan tanaman hijau.terdapat dalam surah al-baqarah ayat: 61
v     Kedua : Al-Qur’an  menyebutkan pepohonan, bagian-bagiannya dan buah-buahan. Terdapat dalam surat l- al-an’am ayat:95

Salah satu fungsi Al Qur'an adalah sebagai obat (syifa) atau penawar dan penangkal segala macam jenis penyakit, baik penyakit rohani maupun  jasmani.Termasuk pula penangkal gangguan jin, syetan atau sihir. Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim usahakan senantiasa membaca wirid harian, yaitu membaca Al Qur'an setiap hari.

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلا خَسَارًا
Artinya:
"Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian." (QS.Al-Israa:82).

     وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
 Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian.”  (Al-Isra`: 82)
 “Penyembuh.” Penyembuh yang dimaksud di sini meliputi penyembuh atas segala penyakit, baik rohani maupun jasmani, sebagaimana yang akan dijelaskan dalam tafsirnya. Penjelasan Tafsir Ayat
Ibnu Katsir  berkata:
 “Allah  mengabarkan tentang kitab-Nya yang diturunkan kepada Rasul-Nya , yaitu Al-Qur`an, yang tidak terdapat kebatilan di dalamnya baik dari sisi depan maupun belakang, yang diturunkan dari Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji, bahwa sesungguhnya Al-Qur`an itu merupakan penyembuh dan rahmat bagi kaum mukminin. Yaitu menghilangkan segala hal berupa keraguan, kemunafikan, kesyirikan, penyimpangan, dan penyelisihan yang terdapat dalam hati. Al-Qur`an-lah yang menyembuhkan itu semua. Di samping itu, ia merupakan rahmat yang dengannya membuahkan keimanan, hikmah, mencari kebaikan dan mendorong untuk melakukan-nya. Hal ini tidaklah didapatkan kecuali oleh orang yang mengimani, membenarkan, serta mengikutinya. Bagi orang yang seperti ini, Al-Qur`an akan menjadi penyembuh dan rahmat.

2.5.            Al-Qur`an Menyembuhkan Penyakit Jasmani

        Suatu hal yang menjadi keyakinan setiap muslim bahwa Al-Qur`anul Karim diturunkan Allah untuk memberi petunjuk kepada setiap manusia, menyembuhkan berbagai penyakit hati yang menjangkiti manusia, bagi mereka yang diberi hidayah oleh Allah  dan dirahmati-Nya. Namun apakah Al-Qur`an dapat menyembuhkan penyakit jasmani?
        Dalam hal ini, para ulama menukilkan dua pendapat: Ada yang mengkhususkan penyakit hati; Ada pula yang menyebutkan penyakit jasmani dengan cara meruqyah, ber-ta’awudz, dan semisalnya. Ikhtilaf ini disebutkan Al-Qurthubi dalam Tafsir-nya. Demikian pula disebutkan Asy-Syaukani dalam Fathul Qadir, lalu beliau berkata:

 “Dan tidak ada penghalang untuk mem-bawa ayat ini kepada dua makna tersebut.”
(Fathul Qadir, 3/253)
       Pendapat ini semakin ditegaskan Syaikhul Islam Ibnul Qayyim dalam kitabnya Zadul Ma’ad:
“Al-Qur`an adalah penyembuh yang sempurna dari seluruh penyakit hati dan jasmani, demikian pula penyakit dunia dan akhirat. Dan tidaklah setiap orang diberi keahlian dan taufiq untuk menjadikannya sebagai obat. Jika seorang yang sakit konsisten berobat dengannya dan meletakkan pada sakitnya dengan penuh kejujuran dan keimanan, penerimaan yang sempurna, keyakinan yang kokoh, dan menyempurna-kan syaratnya, niscaya penyakit apapun tidak akan mampu menghadapinya selama-lamanya.Maka tidak satu pun jenis penyakit, baik  penyakit hati maupun jasmani, melainkan dalam Al-Qur`an ada cara yang mem-bimbing kepada obat dan sebab (kesembuhan) nya.”
(Zadul Ma’ad, 4/287).

BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN

Al-Qur’an Sebagai Obat Bagi Penyakit Yang Ada Di Dalam Dada dan Hati Manusia

       Bahwa sebenarnya Kitan Suci Al Qur’an itu merupakan obat bagi manusia, tetapi sayang orang-orang itu sendiri banyak yang tidak mau memanfaatkan Al Quran sebagai obat Di dalam Al Qur’an Allah Swt berfirman; 

“Wahai manusia telah datang kepadamu Kitab Al Qur’an yang mengandung pengajaran dari Tuhanmu dan obat bagi penyakit-penyakit yang ada di dalam dada (hati) serta mengandung tuntunan dan bahagia bagi mereka yang mempercayainya”
(QS yunus. 57).

          Manusia terdiri dari aspek jasmani dan ruhani. Oleh karena itu dalam memandang kesehatan manusia harus melihat kedua aspek tersebut. Al-Qur’an memberikan panduan yang menarik tentang hal itu, yaitu bahwa dalam kondisi sakitpun manusia jangan sampai melupakan Allah. Bahkan justru Dia-lah sebenarnya Dzat Yang Menyembuhkan.
          Selain itu, Al-Qur’an memberikan arahan bahwa seharusnya yang menjadi perhatian utama dalam mewujudkan kesehatan individu maupun masyarakat adalah upaya-upaya yang bersifat preventif, karena manusia pada asalnya adalah dalam kondisi sehat. Namun demikian, tidak berarti meninggalkan upaya kuratif. Al-Qur’an menyebutkan dua hal yang bisa digunakan untuk pengobatan kuratif tersebut, yaitu Al-Qur’an itu sendiri.        
Petunjuk Dalil
Sesungguhnya Allah Swt telah menetapkan bahwa salah satu fungsi Al Qur’an adalah sebagai Syifa’ atau penawar terhadap segala penyakit hati yang mengidap diri manusia, sebagaimana yang tersebut dalam firman Allah Qs. Yunus, 10 : 57 yang berbunyi :

“Hai manusia, sungguh telah datang kepadamu pengajaran dari Rabb kamu sekalian, dan sebagai penawar bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

            Subhanallah, segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al Quran kepada kita. bagi orang yang tidak mengerti sama sekali saja terbukti Al Quran memberikan manfaat, apa lagi bagi orang yang mengerti dan paham tentang isi Al Quran. Mari, kembali kita kepada Al Quran, kita tingkatkan bacaaan Al Quran kita , kita tingkatkan hafalan, kita tingkatkan pemahaman kita tentang isi dan kandungan yang terdapat dalam Al Quran yang subhanallah luar biasa hebatnya.

DAFTAR FUSTAKA :
Tohari, Hamien Islam, Rahmat bagi alam semesta : Untaian ceramah penyejuk hati, Jakarta : Alifia Book, 2009
Fakhrudin Ali dkk, Tafsir Al-Hidayah :Al-Qur’an Tafsir Per Kata Tajwid kode angka ,Banten : Kalim, 2000
Mahran Jamaludin  dkk, Al-Qur’an bertutur tentang makanan dan obat- obatan Yogyakarta: Mitra Pustaka,2006
Qardhawi Yusuf, Al-qur’an berbicara tentang akal dan ilmu pengetahuan  Jakarta: Gema insani,1998
Shihab ,M Quraish, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran, Jakarta:Lentera Hati,2002
Enslikopedia, (Yogyakarta: Kanisius,1991)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"orang yang baik selalu mengucap salam bila berkunjung"