Bab I
PENDAHULUAN
MENGENAL SOSOK ALIGATOR LEBIH DEKAT
Salah
satu ikan hias yang sampai saat ini memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan
aligator. Ikan tersebut merupakan ikan purba berukuran besar dan tergolong ikan
karnivora. Sampai saat ini teknik pengembangbiakannya belum banyak diketahui,
baik oleh produsen maupun penggemar ikan hias. Beberapa pembudidaya memang
sudah berhasil memijahkan ikan aligator ini melalui teknik kawon suntik, tetapi
hasilnya masih belum memuaskan. Ikan aligator banyak diminati baik didalam
negeri maupun di luar negeri. Ikan tersebut sekarang banyak digunakan sebagai
ikan hias karena warna sisiknya yang indah.
Ikan
ini memiliki bentuk tubuh silindris memanjang menyerupai torpedo. Sirip
punggung dan sirip dubur aligator terletak pada bagian belakang tubuh pada
posisi hampir berlawanan. Mulutnya bermoncong panjang mirip buaya. Oleh karena
itu, ikan ini disebut ikan buaya. Ikan yang bergigi tajam ini dilindungi sisik
yang berfungsi sebagai perisai. Sisiknya merupakan ganoid berbentuk intan yang
saling bertaut.
Ikan aligator umumnya
berwarna coklat atau kehijauan pada bagian atas tubuhnya. Bagian bawah tubuhnya
yaitu didaerah perut berwarna agak terang. Warna daging aligator kemerahan,
sedangkan telur berwarna kehitaman. Menurut informasi daging ikan aligator
dapat dimakan sedangkan telurnya yang berbentuk bulat sangat beracun bagi
manusia, hewan dan unggas air.
Ikan aligator jantan
memiliki testis sedangkan ikan betina memiliki ovarium. Ikan ini memiliki
jantung, hati, ginjal dan saluran pencernaan. Pada ikan betina hati sangat
penting untuk pembentukan bakal kuning telur. Ikan aligator agak sukar
dibedakan antara jantan dan betina. Perbedaannya akan terlihat bila sudah
mencapai kematangan gonad. Ikan tersebur dibedakan berdasarkan pengamatan pada
morfologi tubuh. Induk betina perutnya menonjol, lebih lunak, dan besar.
Sementara induk jantan biasanya lebih ramping.
Bab II
LATAR BELAKANG
MENGAKUARIUMKAN IKAN BUAYA
Rupanya, ukuran
ikan aligator yang panjangnya bisa mencapai 3m dan bertampang seram tidak
mengecilkan minat hobiis untuk memeliharanya dalam akuarium. Di kala masih
seukuran 20 hingga 50 cm memang ikan ini enak dilihat, baik gerakannya sewaktu
menangkap pakan hidup maupun corak tubuhnya yang bervariasi. Persyaratan apa
saja yang harus dipenuhi agar ia tetap hidup sehat dan kerasan tinggal di
akuarium? Berikut ini kiatnya.
Ikan buaya tidak
sama dengan buaya atau aligator. Disebut ikan buaya karena bentuknya mirip
buaya. Di daerah asalnya ikan buaya yang pada sistematika dimasukkan ke dalam
keluarga lepisosteussidae ini di kenal sebagai gar fish. Ia hidup liar di benua
Amerika di perairan Sungai Mississippi
hingga Rio Grande Del Norte yang bermuara ke Teluk Meksiko.
Diketahui ada 6
spesie gar fish yang ditemukan di alam, diantaranya spotted gar (Lepisosteus
oculatus) yang tubuhnya bertotol-totol hitam -[yang ada dikolam sekarang
jenisnya ini longnose gar yang moncongnya sangat panjang, dan alligator gar
yang panjang tubuhnya bisa mencapai 300cm. karena variasi bentuk dan corak
warna yang berbeda-beda itulah ikan ini banyak dikoleksi sebagai ikan hias peliharaan
di dalam akuarium kecil.
Alligator gar
atau bahasa latinnya Atractosteus spatula adalah ikan pari bersirip
primitif,ikan ini di sebut Alligator Gar di karenakan bentuk fisiknya terutama
kepala yang mirip aligator. ikan ini sering di temukan di daerah amerika utara,
berat dari Alligator ini minimal mencapai 91 Kg. untuk ikan Alligator Gar terbesar
yang pernah di tangkap mencapai berat 127 Kg,ikan ini di tangkap oleh seorang
wanita bernama Kenny Williams pada tanggal 14 Februari 2011 kemudian di
sumbangkan ke museum Ilmu pengetahuan alam mississipi, tetapi kemudian rekor
tersebut di patahkan oleh Bowfishing yang berhasil menangkap Alligator Gar
seberat 166 Kg. Alligator gar banyak di temukan di wilayah amerika,yaitu di
sungai mississipi,Texas, Oklahoma,...
Jenis-jenis gar atau Alligator
Longnose gar:Lepisosteus osseus :
- shortnose gar:Lepisosteus platostomus
- Spotted gar:Lepisosteus oculatus
- Florida gar:Lepisosteus platyrhincus
- Alligator gar:Atractosteus spatula
- Tropical gar:Atractosteus tropicus
- Cuban gar:Atractosteus tristoechus
- Shortnose gar + Alligator gar
- Longnose gar + Alligator gar
- Florida gar + Alligator gar
- Gold gar
- shortnose gar:Lepisosteus platostomus
- Spotted gar:Lepisosteus oculatus
- Florida gar:Lepisosteus platyrhincus
- Alligator gar:Atractosteus spatula
- Tropical gar:Atractosteus tropicus
- Cuban gar:Atractosteus tristoechus
- Shortnose gar + Alligator gar
- Longnose gar + Alligator gar
- Florida gar + Alligator gar
- Gold gar
Bab III
KEGIATAN PEMBENIHAN
1. Seleksi Induk
Sebelum ikan dipijahkan, perlu
dilakukan seleksi induk. Badan induk tersebut harus lurus dan gemuk. Biasanya
induk ikan aligator yang dapat dipijahkan memiliki bobot tubuh mulai dari 1 Kg.
Induk yang berukuran besar
akan mengeluarkan lebih banyak telur dibandingkan induk yang berukuran kecil.
Selain itu induk yang dipilih harus sehat, tidak cacat, tidak luka, tidak
ditempeli parasit dan matang gonad. Induk pun harus lincah serta berwarna cerah
dan tidak gelap. Tutup insang induk harus menutup sempurna dan siripnya
lengkap. Induk dengan kriteria tersebut umumnya dapat diperoleh dengan teknik
pemeliharaan yang baik.
2. Kematangan Gonad
Kematangan gonad ikan aligator
perlu waktu yang cukup lama dan biasanya dicapai setelah ikan berukuran besar.
Kematangan gonad ditandai dengan peningkatan nilai indeks gonadosomatic (IGS),
yaitu perbandingan antara bobot gonad dan bobot tubuh yang dinyatakan dalam persen.
Menurut informasi, indeks gonadosomatic untuk betina aligator mencapai nilai
tertinggi pada musim gugur yang mencapai 9,6 %.
Induk betina yang sudah matang gonad, perutnya membesar
sampai kearah anus. Induk betina yang sudah siap memijah akan memiliki warna
urogenital yang merah (gambar.2). sementara jantan yang sudah mencapai
kematangan gonad, biasanya kalau diurut dari bagian dada kearah ujung ekor akan
mengeluarkan cairan sperma berwarna putih. Tanda inilah yang dapat digunakan
untuk membedakan antara induk jantan dan betina dengan mudah.
3. Proses Pemijahan
Ikan Aligator di
Indonesia tidak dapat dibiakkan secara alamiah di dalam wadah budidaya.
Oleh karena itu, digunakan cara lain melalui pemijahan buatan yang dikenal
sebagai kawin rangsang atau kawin suntik (induced breeding).
Caranya yaitu melalui penyuntikan hormon ovaprim yang berisi a-LHRH dan
antidopamin. Penyuntikan biasanya dilakukan dua kali. Suntikan
pertama diberikan sebanyak 30% dari dosis dan suntikan kedua sebanyak 70%
dengan dosis sebesar 0,7 ml/kg. Ovulasi dan pemijahan terjadi setelah tujuh jam
penyuntikan kedua. Pada saat proses pemijahan akan terdengar suara
percikan dan bunyi kepakan sirip di air.
4. Inkubasi Dan Penetasan
Inkubasi dan
penetasan dilakukan didalam akuarium terpisah. Penetasan telur ikan buaya
berlangsung lama. Biasanya telur menetas dalam 6-8 hari setelah
pemijahan. Ujung ekor tempak mulai mencuat ke luar pada hari kedua, tetapi
penetasan yang sempurna baru terjadi pada 6-7 hari setelah penetasan.
Selanjutnya
telur yang telah menjadi larva menghabiskan kuning telur selama seminggu.
Setelah itu larva mulai memakan pakan yang berasal dari luar tubuhnya. Setelah
menetas, larva
menempel ketanaman air dengan alat seperti cakram pada ujung
moncongnya sampai berukuran panjang tiga perempat inci. organ tersebut kemudian
menghilang ketika ikan tumbuh dewasa.
Untuk
mengurangi terjadinya serangan jamur, penetasan dilakukan pada kepadatan
rendah. Untuk dua substrat yang penuh berisi telur dapat digunakan sebuah
akuarium bervolume 100 liter. Untuk menekan petumbuhan jamur yang menyerang
telur (Saprolegnia) ke dalam air media penetasan dapat ditambahkan biru
metilen (methylene blue) sebanyak 2 ppm. Pergantian air tidak perlu dilakukan
selama penetasan karena kepadatannya rendah.
Ikan
aligator merupakan ikan yang berkembang biak dengan cara substrat spawner
(peletak telur di substrat) dimana telur ikan aligator menempel pada rerumputan
atau juga dapat dibuat tali rafia yang dipotong
sepanjang 30 cm yang salah satu ujungnya
diikat hingga menyatu.
5. Perawatan Larva
Setelah embrio menetas seluruhnya menjadi larva, dilakukan
pergantian air. Pada saat telur baru menetas larva ikan aligator masih memiliki
kunig telur yang cukup besar. Kunig telur ini berperan sebagai cadangan
makanan. Walaupun ikan aligator yang berukuran besar memiliki alat pernafasan
tambahan, tetapi pada ukuran larva sampai ukuran 3 inci belum berkembang
sempurna sehingga masih sangat tergantung pada oksigen yang tersedia di dalam
air.
Pemberian artemia
dilakukan sampai larva berumur seminggu. Larva ikan alligator berukuran
besar sehingga harus diberi kutu air (Daphnia) dan larva ikan
lainnya. Larva ikan yang dapat diberikan berupa larva ikan mas.
Meskipun ikan
aligator tergolong ikan yang tahan terhadap lingkungan yang buruk, pergantian
air tetap harus dilakukan. Menurut data (Muhammad Zairin, 2004) tingkat
kelangsungan hidup larva masih rendah yaitu sebesar 50%.
Kualitas air diutamakan
Di habitat aslinya ikan aligator lebih banyak berdiam diri
di dasar sungai yang berair dangkal atau di sela-sela tumbuhan rawa.
"Karena itu untuk memeliharanya di akuarium tidak ada cara lain kecuali
meniru sedapat mungkin habitat aslinya," tutur Karim, pedagang ikan hias
di Balai Rakyat,Pasarminggu.
Soal disatukan
dengan ikan lain yang tidak sejenis menurut Boleh saja asal ukurannya tidak
terlalu kecil (seimbang). "Ikan ini memang bertampang seram, dan terlihat
ganas sewaktu menangkap mangsa berupa ikan-ikan hidup, tapi sebenarnya ia bisa
bersahabat," Agar sifat ikan buaya dapat terkontrol, disamping pakan,
kualitas air akuarium dan asesori/pelengkapnya perlu diperhatikkan.
Ke dalam akuarium
bisa diletakkan hamparan bebatuan supaya berkesan alami, serta dipasang kayu api-api
sebagai tempat berlindung. Kayu api-api dipilih karena selain tahan
pelapukan juga bentuknya indah dan bervariasi. Sedangkan
untuk memantau kualitas air yang merupakan bagian penting dari kehidupan ikan
buaya perlu ditambahkan alat-alat pengukur, sirkulasi, dan penyaring air.
Termometer selaku
pengatur suhu bisa ditempatkan pada bagian sudut akuarium.Dengan termometer ini suhu air yang dikehendaki ikan buaya
berkisar 20 – 250C dapat dijaga kestabilannya. Sementara sirkulator sebaiknya
digunakan yang berfilter. Filter yang bentuknya seperti kapas dan mengandung
karbon aktir ini berfungsi sebagai penyaring otoran dan mempertahankan
kealakian air.
Tetapi bila
kondisi air terlalu basa, maka pada butiran karbon bisa ditambhkan Aqua-vital
berbentuk serabut hingga pH air mengarah ke asam.Kecuali alat-alat pengurkur di atas, didasar akuarium
diletakkan pipa penyedot supaya akuarium selalu bersih dari sedapat kotoran.
Dengan begitu kekhawatiran berkurangnya volume oksigen terlarut dapat
dikurangi.
Perlu diketahui
bila volume oksigen terlarut menjadi kecil akan menyebabkan ikan susuh bernapas. Setiap minggu penggantian air akuarium perlu
dilakukan. Caranya dengan membuang sepertiga bagian air akuarium untuk kemudian
diganti air baru yang telah diendapkan sehari semalam. Penggantian air yang
dilewatkan melalui sirkulator hendaknya dilakukan sedikit demi sedikit agar
tidak menimbulkan perubahan keasaman air secara drastis. Pada waktu bersamaan
dibersihkan pula segala isi filter dengan air yang sudah dibubuhi PK
(Permanganan kalium),lalu dijemur hingga benar-benar kering. Untuk memperoleh
hasil kerja maksimal, filter sebaiknya diganti setelah masa pemakaian 3
bulan.
Hati-hati dengan pakan….!!
Tidak dipungkiri,saat memberi pakan adalah
saat-saat terindah memelihara ikan buaya. Ikan buaya yang dalam kondisi biasa
mempunyai gerakan lamban seperti ikan malas akan berubah gesit kala memangsa
ikan atau udang hidup yang dicemplungkan sebagi pakan. Dalam secepat kilat ikan
umpan yang semula merasa aman hilir mudik di hadapan si buaya tiba-tiba sudah
berada di moncong panjangnya. Seekor ikan aligator berukuran panjang 20 cm
dapat menghabiskan 5 - 10 ekor udang atau ikan beukuran sedang
dalam seketika untuk sekali makan.
Pakan yang paling
mudah didapat dan disukai ikan buaya memang berupa ikan-ikan kecil hidup. Namun
yang perlu diperhatikan, bila ada pakan tersisa harus segera diangkat /dibersihkan,
karena faeces yang dikeluarkannya bias membuat air akuarium cepat kotor.
Sebaliknya bila ingin memberikan pakan secara ad libitum (tersedia sepanjang
waktu), udang hidup adalah yang terbaik.
Diluar kesukaan
si ikan aligator, pakan berupa ikan atau udang hidup tetap mengandung risiko.
Pasalnya pakan tersebut kadang sudah terscemari cendawan Saprolegnia dan
Ichthyophthirius multifiliis ditempat penampungannnya. Maklum, kedua penyakit
yang bisa dengan cepat menular kepada ikan peliharaan itu tidak terlihat oleh
mata telanjang.
Pada tahap dini
serangan Saprolegnia dan Ichthyophthirius multifiliis tidak berbahaya, tetapi
bila tidak disegera ditangani akibatnya bisa fatal. Ikan yang terserang
mula-mula hanya merasakan gatal-gatal, sehingga kerap menggesek-gesekkan
tubuhnya pada dinding atau benda-benda di dalam akuarium. Selanjutnya, gesekan
menyebabkan sisik ikan terlepas. Dan
ikan menjadi liar alias stres. Jika ikan sudah stres hampir bisa dipastikan nafsu
makannya turun, bahakn mungkin tidak mau makan sama sekali dan
akhirnya mati.
Mengatasi serangan
cendawan tahan dinin bisa dilakukan dengan memberikan beberapa tetes Tetra Aqua Safe dalam akuarium secara
berkala. Tetra Aqua Safe ini selain
mengobati cendawan, juga sekaligus menjernihkan air. Tetapi bila serangannya
sudah parah, terapi yang dilakukan adalah dengan cara emindahkan ikan ke
akuarium bersih yang telah dicampur obat Tropical Fish Medicine pada airnya. Lalu
biarkan ikan beberapa jam disana, sambil akuarium semula dikras total hingga
benar-benar kering.
Selalin cendawan
Saprolegnia dan bakteri ich, biasanya dalam pakan terbawa cacing jangkar
(Lernaena cyprinaceae) dan Argulus idicus
yang berbentuk bulat dan berwarna kehijauan. Kedua organisme itu juga
dapat mengganggu kesehatan ikan. Nah, agar terhindar dari organisme yangmerugikan,
biasakan ikan atau udang yang baru dibeli untuk pakan tidak langsung diberikan
kepada si aligator, melainkan harus dikarantinakan terlebih dahulu dengan memasukkannya ke dalam air yang dibubuhi obat. Semoga dengan
penangann yang baik serta pakan yang bermutu, sang ikan aligator dapat
dinikmati keanggunannya setiap saat.
Bab III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah Teknologi Pembenihan Ikan Aligator atau Gar ini adalah sebagai berikut:
Dari uraian di
atas dapat dipahami, bahwa memelihara Ikan Alligator itu tidak begitu sulit
dibandingkan dengan sesama hewan air lainya yang lain seperti Buaya dll. Teknik
budidayanya cukup sederhana, sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja. Dengan
sedikit modal dan ditunjang niat dan kemauan, semua orang dapat melakukan.
Lahan yang dibutuhkan tidak terlalu harus luas. Selain gampang dibudidayakan,
kelebihan Aligator adalah tidak mudah
terserang penyakit. Jika potensi ini dapat dilakukan dengan baik, insya Allah
akan menjadi penghasilan tambahan, serta devisa bagi negara.
Demikian yang
dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah
ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan - kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan - kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
"orang yang baik selalu mengucap salam bila berkunjung"