Multi Tech Editing Video,Music,Photo,cetak undangan,kartu nama,Disgn logo,T-shirt dll.Warnet Browsing,Download,Chatting,Online,Game Online/off line dll Jl.Basuki Rachmat II no.09 Tanjungpandan Call.071922723-087896436036
Kembang api
Jumat, 19 Juli 2019
LAGU BELITUNG - ABANG GAOK VOC.DIANA (KEMBUJA BERSAUT)
Subscribe disini
Untuk dapatkan video kami
=====================================================
Abang Gaok
sape ken itu?
nokmerik salam la tenga dalu
ati..lacene
akulum tau sape..nok datang ..
ai ya ... nang abang
ladalu-dalu ngape kesinek?nangkuang
isok..malu kun urang dikiri bela.. .
mimang kitu ke ... mun urang
gaok..tengigau-ngigau ..
Nangkuang ngetaan biarpun
mate berangin-rangin ...
USAbegado..minggak sebulan
Kite kan tunggu
Dak kemane mun mimang judo abang kun
aku
(bernAdunla ...)(bebiakan
Agik nunggu selai
dinding be gawai gede ..
Music
.ai ya ... nang abang
ladalu-dalu ngape kesinek?nangkuang
isok..malu kun urang dikiri bela.. .
mimang kitu ke
Mun urang gaok..tengigau-ngigau ..
Nangkuan ngetaan biarpun
mate berangin-rangin ...
USAbegado..minggak sebulan
Kite kan tunggu Dak kemane
mun mimang judo abang kun aku
..(berandunla ...)(bebiakanla ...)
Agiknunggu selai dinding
begawai ... gede ..
Agiknungg selai dinding
begawai ... gede ..
====================================================
Berikan Like,Share dan Komentar anda untuk membantu kami mengembangkan Channel ini. Segala bentuk partisipasi anda merupakan sesuatu yang tak ternilai bagi kami..
Salam Persahabatan dan Persaudaraan
Admin Multi Media Belitung
FESTIVAL DESA WISATA 2019 BELITUNG
Festival Desa Wisata di Pendopo Tanjung Kelayang, Kamis 18 Juli 2019. Festival diselenggarakan
Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung berlangsung 18 Juli hingga 21 Juli 2019 diikuti 15 Desa
Wisata yang ada di Kabupaten Belitung. Kegiatan bertujuan mempromosikan produk unggulan dan
menyampaikan potensi desa masing-masing.
Selasa, 16 Juli 2019
BEREBUT LAWANG BELITUNG (KEMBUJA BERSAUT)
Masyarakat Belitung memiliki satu tradisi beradu pantun yang biasa disebut berebut lawang.
Sama seperti palang pintu Tradisi Masyarakat Betawi, dalam tradisi ini pihak perwakilan mempelai laki-laki harus berani beradu pantun dengan pihak mempelai wanita agar diberikan izin untuk memasuki rumah sang calon istri.
Dalam berebut lawang, pihak mempelai laki-laki harus melewati tiga pos yang sudah dibuat oleh pihak wanita. Pertama, saat hendak memasuki halaman rumah sang mempelai wanita, perwakilan laki-laki sudah dihadang oleh wakil mempelai wanita. Di sini, beradu pantun sudah dimulai dan biasanya berisi pantun yang mengenalkan calon suami dan keluarganya ke pihak calon istri.
Sukses melewati pos pertama, rombongan dihadang kembali di pos kedua tepat di depan pintu masuk rumah mempelai wanita. Sama seperti di pos pertama, di sini pihak perwakilan laki-laki kembali dihadang dan melancarkan pantun berisi ucapan salam kepada sang pemilik rumah.
Pos ketiga atau pos terakhir yang harus dilewati perwakilan mempelai ada di depan kamar mempelai wanita. Di sini, pantun kembali dilancarkan agar sang mempelai laki-laki diberikan izin masuk ke dalam kamar menemui calon istrinya.
Tidak hanya melancarkan pantun, di setiap pos, pihak perwakilan mempelai laki-laki juga harus memberikan ‘uang perayu’ kepada perwakilan mempelai wanita. Uang ini sebagai syarat agar diberikan izin melewati pos-pos tersebut. Uang yang diberikan tidak menjadi milik pengantin wanita. Uang tersebut digunakan untuk membantu kelancaran jalannya pernikahan.
Oleh perwakilan mempelai wanita, ‘uang perayu’ tersebut akan diberikan kepada beberapa pihak. ‘Uang perayu’ yang didapat di halaman rumah akan diberikan kepada tukang masak nasi dalam pernikahan tersebut. ‘Uang perayu’ yang diterima di depan rumah akan diberikan kepada ketua hajatan. Terakhir, ‘uang perayu’ akan diserahkan kepada tukang rias kedua mempelai atau biasa disebut Mak Inang.
Sama seperti palang pintu Tradisi Masyarakat Betawi, dalam tradisi ini pihak perwakilan mempelai laki-laki harus berani beradu pantun dengan pihak mempelai wanita agar diberikan izin untuk memasuki rumah sang calon istri.
Dalam berebut lawang, pihak mempelai laki-laki harus melewati tiga pos yang sudah dibuat oleh pihak wanita. Pertama, saat hendak memasuki halaman rumah sang mempelai wanita, perwakilan laki-laki sudah dihadang oleh wakil mempelai wanita. Di sini, beradu pantun sudah dimulai dan biasanya berisi pantun yang mengenalkan calon suami dan keluarganya ke pihak calon istri.
Sukses melewati pos pertama, rombongan dihadang kembali di pos kedua tepat di depan pintu masuk rumah mempelai wanita. Sama seperti di pos pertama, di sini pihak perwakilan laki-laki kembali dihadang dan melancarkan pantun berisi ucapan salam kepada sang pemilik rumah.
Pos ketiga atau pos terakhir yang harus dilewati perwakilan mempelai ada di depan kamar mempelai wanita. Di sini, pantun kembali dilancarkan agar sang mempelai laki-laki diberikan izin masuk ke dalam kamar menemui calon istrinya.
Tidak hanya melancarkan pantun, di setiap pos, pihak perwakilan mempelai laki-laki juga harus memberikan ‘uang perayu’ kepada perwakilan mempelai wanita. Uang ini sebagai syarat agar diberikan izin melewati pos-pos tersebut. Uang yang diberikan tidak menjadi milik pengantin wanita. Uang tersebut digunakan untuk membantu kelancaran jalannya pernikahan.
Oleh perwakilan mempelai wanita, ‘uang perayu’ tersebut akan diberikan kepada beberapa pihak. ‘Uang perayu’ yang didapat di halaman rumah akan diberikan kepada tukang masak nasi dalam pernikahan tersebut. ‘Uang perayu’ yang diterima di depan rumah akan diberikan kepada ketua hajatan. Terakhir, ‘uang perayu’ akan diserahkan kepada tukang rias kedua mempelai atau biasa disebut Mak Inang.
Senin, 15 Juli 2019
LAGU BELITUNG"LEJUK" (KEMBUJA BERSAUT)
Lagu Belitung "Lejuk"
Lejuk la rase de dalam ati
Tekenang kampong nok jaoh
La jaoh dari pandangan mate
Belitong nok puake
Kaluk tekenang nok barik barik
Tika dirik agik kecik
Becangek bemain de bang ume
Kan kawan kan sedare
Kitute semue la jaoh
Rase la gaok bang dade
Se bile agik kan betemu
Mun dirik nela makin jaoh
Lejuk la rase de dalam ati
Tekenang kampong nok jaoh
La jaoh dari pandangan mate
Belitong nok puake
Kaluk tekenang nok barik barik
Tika dirik agik kecik
becangek bemain de bang ume
Kan kawan kan sedare
Kiitute semue la jaoh
Rase la gaok bang dade
se bile agik kan betemu
mun dirik nela makin jaoh
Lejuk la rase de dalam ati
Tekenang kampong nok jaoh
La jaoh dari pandangan mate
Belitong nok puake
la jaoh dari pandangan mate
Beitong nok puake,,,
CAMPAK "KEMBUJA BERSAUT"
ari campak masuk ke Belitung melalui Pulau Seliu pada abad ke-18, dibawa oleh seorang penari bernama Nek Campak. Perlahan-lahan, campak pun berkembang menjadi tari pergaulan yang mengasyikkan dan menarik minat masyarakat Belitung untuk menyaksikannya.
Kesenian campak dapat dibagi menjadi dua, yakni campak darat dan campak laut. Jika campak darat dijadikan tari pergaulan, maka campak laut yang dibawa masyarakat Suku Sawang merupakan tari gembira yang diikuti dengan nyanyian dan dilakukan berpasang-pasangan.
Campak Darat
Tari campak merupakan tari khas dari masyarakat pulau Belitung yang merupakan tari hiburan bagi semua lapisan masyarakatnya. Tari ini dibawakan oleh dua atau empat orang penari wanita diiringi oleh penari pria secara bergantian. Peria yang ingin turun menari harus meberi imbalan berupa uang yang dicampakan disuatu tempat/kaleng yang disediakan didepan penari wanita, dari sinilah lahir nama campak. Biasanya dalam tarian ini diselingi dengan pantun berbalas diantara penari pria dan wanita sehingga tarian ini akan sangat meriah dan ceria. Sebagai alat pengiring tari campak berupa tawak-tawak, gendang dan biola.
Langganan:
Postingan (Atom)