PENDAHULUAN
Konflik
berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti
saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses
sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya.
Konflik
dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut
diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat
istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri
individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam
setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun
yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok
masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya
masyarakat itu sendiri.
Konflik
bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan
sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan
integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
KONFLIK
Konflik merupakan
salah satu bagian dalam interaksi sosial yang berbentuk disosiatif. Konflik ini
jika dibiarkan berlarut-larut dan berkepanjangan serta tidak segera ditangani
akan menimbulkan terjadinya disintegrasi sosial suatu bangsa. Suatu keadaan
yang memiliki peluang besar untuk timbulnya konflik adalah perbedaan. Perbedaan
yang dimaksud adalah perbedaan kepentingan.
Pengertian :
Sebelum lebih jauh
berbicara tentang konflik ada baiknya diketahui dulu arti konflik. Beberapa
ahli memberikan definisi tentang konflik dari sudut pandang masing-masing.
Berikut ini adalah pendapat mereka tentang pengertian konflik.
a.
Berstein (1965). Menurut Berstein,
konflik merupakan suatu pertentangan atau perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik
ini mempunyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan negatif dalam
interaksi manusia.
b.
Robert M.Z. Lawang. Menurut Lawang,
konflik adalah perjuangan memperoleh status, nilai, kekuasaan, di mana tujuan
mereka yang berkonflik tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk
menundukkan saingannya.
c.
Ariyono Suyono Menurut Ariyono
Suyono, konflik adalah proses atau keadaan di mana dua pihak berusaha
menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing disebabkan adanya perbedaan
pendapat, nilai-nilai ataupun tuntutan dari masing-masing pihak.
d.
James W. Vander Zanden Menurut Zanden dalam
bukunya Sociology, konflik diartikan sebagai suatu pertentangan mengenai
nilai atau tuntutan hak atas kekayaan, kekuasaan, status atau wilayah tempat yang
saling berhadapan, bertujuan untuk menetralkan, merugikan ataupun menyisihkan
lawan mereka.
e.
Soerjono Soekanto. Menurut Soerjono
Soekanto, konflik merupakan suatu proses sosial di mana orang per orangan atau
kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak
lawan yang disertai ancaman atau kekerasan. Dari berbagai pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa konflik berlangsung dengan melibatkan orangorang atau
kelompok-kelompok yang saling menantang dengan ancaman kekerasan. Dalam bentuk
ekstrimnya, konflik dilangsungkan tidak hanya sekadar untuk mempertahankan
hidup dan eksistensi. Konflik juga bertujuan sampai tahap pembinasaan
eksistensi orang atau kelompok lain yang dipandang sebagai lawan atau
saingannya.
Bentuk-Bentuk
Konflik :
a. Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara
peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
b. Konflik antara kelompok-kelompok
sosial (antar keluarga, antar gank).
c. Konflik kelompok terorganisir dan
tidak terorganisir (polisi melawan massa).
d. Koonflik antar satuan nasional
(kampanye, perang saudara)
e. Konflik antar atau tidak antar agama
f. Konflik antar politik.
Ada satu
kenyataan yang tidak bisa dipungkiri. Kita semua dilahirkan dalam sebuah
kelompok social tertenyu. Sebagaimana akan kita pelajari dalam standart
kompetensi ini, setiap individu pasti terlahir dalam sebuah keluarga. Keluarga
sendiri termasuk contoh kelompok social. Sementara itu, keluarga kita mungkin
juga menjadi anggota dari suatu keluarga tertentu. Demikianlah, dalam sebuah
masyarakat terdapat banyak sekali kelompok social dengan karakteristik yang
berbeda-beda.
2.1 Aneka ragam kelompok sosial dalam masyarakat
multikultural
Pada bagian ini, kita akan
mempelajari dua hal. Pertama, kita akan belajar tentang diferensiasi social.
Kemudian, kita akan belajar bagaimana menyikapi keanekaragaman kelompok social
dalam masyarakat kultikultural.
2.1.1 Diferensiasi
social
Didalam kehidupan bermasyarakat atau
individu-individu dibeda-bedakan berdasarkan cirri-ciri tertentu. Misalnya,
orang dibedakan berdasarkan cirri-ciri fisik ( kulit kuning, kulit putih, kulit
hitam ) profesi, kebudayaan dan sebagainya. Dalam ilmu social, khususnya
sosiologi, penggolongsn atau pengelompokan semacam ini disebut diferensiasi
social.
Diferensiasi social adalah
pengelompokkan warga masyarakat secara horizontal berdasarkan kesamaaan
cirri-ciri tertentu. Penggolongan secara horizontal maksudnya tidak
menghitungkan perbedaan tingka-tingkatnya, tetapi hanya membedakan golongan
masyarakat majemuk, pengelompokan horizontal itu bisa berdasarkan pada
perbedaan ras, etnis, klan, dan agama. Pengelompokan juga bisa berdasarkan pada
perbedaan profesi dan jenis kelamin.
Pengelompokan masyarakat berdasarkan
ras, etnis, klan dan agama disebut kemajemukan social. Sementara itu,
pengelompkan masyarakat berdasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin yang
disebut heterogenitas social.
Kemajemukan
masyarakat ditandai adanya perbedaan berdasarkan ciri-ciri isi, ciri-ciri
sosial, dan ciri-ciri budaya.
1. Ciri-ciri
fisik. Ciri ciri fisik berkaitan dengan raswarna kulit, jenis rambut, bentuk
mata, bentuk hidung, bentuk rahang dan sebagainya. Ciri-ciri fisik ini dapat
diukur. Itu disebut ciri-ciri fenotip kuantitatif.
2. Ciri-ciri
sosial. Ciri-ciri sosial ini berkaitan dengan jenis pekerjaan atau profesi.
Berbedaan profesi atau pekerjaan menimbulkan perbedaan cara pandang dan
perilaku dalam masyarakat. Misalnya, perilaku seseorang petani tentu berbeda
dengan perilaku seorang tentara.
3. Ciri-ciri
budaya. Ciri-ciri budaya ini berkaiatan erat dengan kebudayaan suatu mesyarakat
yang membedakan dengan kebudayaan masyarakat ini lainnya. Perbedaan budaya ini
berkaitan dengan pandangan hidup masyakarat menyangkut nilai-nilai yang dianut.
Yang termasuk dalam ciri-ciri budaya antara lain adalah kepercayaan, sistem
kekeluargaan, bahasa, model baju, dan adat istiadat.
Karakteristik masyarakat majemuk dapat kita kenali dari
cara golongan warga masyarakat. Kita dapat menggolongkan masyarakat berdasarkan
6 kriteria, yaitu berdasarakan ras, suku bangsa, klan, profesi, agama, dan
jenis kelamin.
2.1.2 Kemajemukan Masyarakat Berdasarkan Ras
Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri
fisik bawaan yang sama. Kata kuncinya adalah ciri-ciri fisiknya.
Menurut
koentjaraningrat, ras adalah golongan manusia yang menunjukkan berbagai
ciri-ciri lahiriah (morfologi) atau ciri-ciri anggota tubuh yang dapat diukur
(ciri fenotip kuantitatif). Ciri fisik ini antara lain adalah warna kulit, jenis rambut,
bentuk hidung, bentuk mata, dan
sebagainya.
Perbedaan ciri fisik itu dapat terjadi karena beberapa
faktor, antara lain kondisi geografis dan iklim, faktor makanan, dan faktor
perkawinan.
Kondisi geografis dan iklim dapat mempengaruhi bentuk
fisik. Misalnya, orang-orang yang hidup didaerah dingin bentuk hidungnya lebih
panjang dan menonjol. Bentuk hidung yang lebih panjang dan menonjol itu akan
membantu orang-orang yang hidup didaerah dingin untuk memanaskan dan
melembabkan uadra sebelum masuk ke paru-paru.
Faktor makanan juga dapat memengaruhi bentuk fisik.
Perbedaan jenis makanan akan menimbulkan macam-macam bentuk tubuh. Misalnya,
orang yang makan makanan yang bergizi tinggi bentuk badannya akan lebih besar
dari pada orang yang makanan makanan yang tidak.
Faktor perkawinan juga turut memengaruhi perbedaan
ciri-ciri fisik. orang dari berbagai
suku dan bangsa dapat dengan mudah saling bertemu dan berinteraksi.
Pertemuan-pertemuan itu memungkinkan terjadinya perkawinan campur (amalgamasi)
antara orang-orang yang berasal dari suku atau bangsa yang berbeda. Misalnya,
orang berasal dari ras mongoloid kawin dengan yang berasal dari ras negroid.
Bisa terjadi anak hasil perkawinan campur itu kulitnya akan berwarna kulit dan
rambut nya keriting. Dengan demikian, kita sulit mengatakan orang ini termasuk
ras mongoloid atau negroid.
Mari sekarang kita kembali ke pengelompokkan ras bangsa
manusia. Pengelompokkan ras bangsa manusia di dunia ini dibuat oleh Ralph Linton dan A.L. Kroeber.
2.1.2.1 Pembagian ras menurut Ralph Linton
Ralph linton membagi manusia ke dalam tiga kelompok ras
besar, yaitu ras mengoloid, ras kaukasoid, dan ras negroid. Disamping tiga ras
besar itu ada ras khusus, yaitu ras auStroloid peddoid, polynesia, dan ainu.
Ketiga ras khusus ini tidak dapat di masukan ke dalam kelompok tigaras besar.
2.1.2.1.1 Ras
mongoloid
Ras mongoloid di bagi menjadi dua, yaitu mongoloid asia
dan indian. Mongoloid asia di bagi menjadi dua sumbras, melayu. Orang-orang
jepang, taiwan,cina, dan vietnam termasuk subras tionghoa. Orang indonesia,
malaysia, dan ras mongoloid indian adalah orang-orang indian di amerika.
Manusia yang termasuk dalam ras mongolid mempunyai ciri-ciri kulit berwarna kuning sampai sawo matang, rambut lurus, bulu
badan sedikit, dan bermata sipit.
2.1.2.1.2 Ras
Kaukasoid
Ras kaukasoid terdiri dari lima subras, yaitu nordic, alpin, mediteran, armenoid, dan
india.
Manusia yang tramasuk dalam ras kaukasoid mmepunyai
ciri-ciri hidung mancung, kulit putih, rambut, pirang sampai cokelat
kehitam-hitaman, dan kelopak mata lurus.
2.1.2.1.3 Ras
Negroid
Ras negroid terdiri dari lima subras, yaitu negrito,
nilitz, negro rimba, negro oseanis, dan hotentot-boysesman.
Manusia yang termasuk dalam ras negroid mempunyai
ciri-ciri rambut keriting, berkulit hitam, memiliki bibir tebal, dan memiliki
kelopak mata lurus.
2.1.2.2 Pembagian Ras Menurut A.L. Kroeber
A.L. kroeber membagi ras bangsa manusia ke dalam lima
kelompok ( 4 ras pokok dan 1 ras khusus ). Empat ras pokok itu adalah ras
kaukasoid, ras mongoloid, ras negroid, dan ras australoid. Ras-ras yang tidak
dapat dimasukkan dalam empat kelompok ras pokok dimasukkan dalam kelompok
khusus.
Klasifikasi ras manusia yang dibuat A.L Kroeber adalah
sebagai berikut.
2.1.2.2.1 Ras
kaukasoid
Ada empat subras yang termasuk dalam ras kau kasoid
,yaitu;
v Nordic
(tinggal di wilayah eropa utara, sekitar lautan baltic).
v alpine
(tinggal diwilayah eropa timur dan eropa tengah).
v mediteranian
(tinggaldi wilayah efrika utara , armenia, arab, iran, sekitar lautan tengah).
v indie
(tinggal di wilayah pakistan ,india,bangladesh,sri langka).
2.1.2.2.2 Ras
mongoloid
Ada tiga subras yang termasuk dalam ras mongoloid,yaitu;
v asiatic
mongoloid ( tinggal di wilayah asia utaia asia utara,asia tengah, ,asia timur).
v malayan
mongoloid (tinggal di wilayah asia tenggara, indonesia, filifina, dan malaysia).
v american
mongoloid (orang-orang india di amerika).
2.1.2.2.3 Ras
Negroid
Ada tiga subras yang termasuk di dalam ras negroid, yaitu:
· African negroid (tinggal di wilayah benua afrika).
· Negrito (tinggal di daerah wilayah afrika tengah, semanjung malaysia,
filipina). Orang
nergrito yang tinggal
di semenanjung malaya dikenal sebagai orang semang.
· Malanesia (tinggal di wilayah irian malanesia).
2.1.2.2.4 Ras
Austroloid
Hanya ada satu subras yang termasuk dalam ras austroid,
yaitu aborigin. Aborigi ini adalah penduduk asli australia.
2.1.2.2.5 Ras
khusus
Ada empat subras
yang termasuk di dalam ras khusus, yaitu:
·
Bushman (tinggal diwilayah gurun kalahari di afrika selatan.
·
Vedoid (tinggsl di pedalaman sri langka, sulawesi selatan
{bugis-makasari}).
·
Polynesia (tinggal di kepulawan mikronesia,polynesia).
·
Ainu (tinggal di pulau karafuto dan pulau hokaido di jepang).
Apa yang dapat disimpulkan dari diferensiasi sosial
berdasarkan ras di atas? Kamu dapat melihat , bahwa ada banyak sekali ras
manusia yang hidup bersama dalam masyarakat. Bahkan karena perkawinan campuran,
pembagian ras seperti yang dikemukakan Ralpha Linton dan A.L kroeber di atas
tampak tidak sedemikian ketat.
Dikatakan bahwa mayoritas masyarakat indonesia adalah ras
malayan mongoloid menurut pemahaman kroeber datau ras mongoloid menurut pemahaman
linton. Meskipun demekian, ada juga ras
lain yang hidup di indonesia, yaitu negroid (malanesia), yakni orang-orang
papua. Disinilah kita belajar untuk dapat hidup berdampingan meskipun berbeda
secara ras.
2.1.3 Kemajemukan
masyarakat berdasarkan suku bangsa
Penggolongan
masyarakat berdasarkan suku bangsa adalah penggolongan manusia berdasarkan
perbedaan ciri-ciri yang mendasar dan umum berkaitan dengan asal-usul,temoat
asal,dan kebudayaannya.
Suatu suku bangsa dapat di kenali dari kesamaan ciri-ciri
lahiria, misalnya ciri fisik ( warna kulit,bentuk wajah,badan,rambut), bahasa
daerah yang di gunakan, adat-istiadat, kebudayaan, dan kesenian.
Meskipun berjahuan
dan bahasanya berbeda, namun suku bangsa itu memiliki dasar-dasar persamaan itu
antara lain adalah :
a) Dasar
kehidupan sosial yang sama berdasarkan asas kekerabatan (kekeluargaan).
b) Asas-asas
yang sama dalam hak atas tanah (hak kepemilikan
tanah).
c) Asas-asas
persamaan dalam hukum adat.
d) Sama-sama
memiliki suatu bentuk perseikatan dan bentuk hubungan yang tidak dibuat tetapi
terjadi, yaitu lembaga adat-istiadat penduduk asli.
Contoh diferensiasi sosial berdasarkan suku bangsa dapat
kita dalam masyarakat indonesia. Kita semua tahu bahwa masyarakat indonesia
terdiri dari banyak suku bangsa. Kita bisa mengenali tetangga atau teman kita
berasal dar i suku mana dari ciri fisik, bahasa daerah atau logat bahasa yang
di pakai, adat istiadat dan kebudayaannya.
Keragaman suku bangsa di Indonesia belum dapat di hitung
secara pasti. Menurut cliffort geert, di indonesia ada 300 suku bangsa dengan
bahasa dan kebudayaan yang berbeda. Beberapa suku bangsa yang ada di indonesia
antara lain adalah :
a. Kepulauan
Maluku dan Papua ada suku Dani, Asmat, Ternate, Tidore, dan sebagainya.
b. Di kepulauan
Nusa Tenggara ada suku Bali, Flores, Sumba, Bima, Rote, dan sebagainya.
c. Di
Pulau Kalimatan ada suku Dayak, Melayu, dan Banjar.
d. Di pulau
Jawa dan Madura ada suku Jawa dan Madura.
e. Di
Pulau Sulawesi ada Suku Bugis, Makasar, Toraja, dan Minahasa
2.1.4 Kemajemukan Masyarakat Berdasarkan Klan
Klan juga disebut kerabat atau keluarga besar (extended family). Klan ini
merupakan kesatuan keturunan (kesatuan genealogis), kesatuan kepercayaan
(religius magis), dan kesatuan adat (tradisi).
Para
ahli sosilogi mendefinidikan klan sebagai sistem sosial yang berdasakan ikatan
darah atau keturunan yang sama yang umumnya terjadi pada masyarakat unilateral,
baik melalui garis ayah (patrilineal) maupun garis ibu (matrilineal). Kesatuan
darah atau keturunan ini disebut kesatuan genealogis.
Mari
kita perhatikan contoh kemajemukan Batak.masyarakat berdasarkan klan. Kita akan
melihat masyarakat Minangkabau dan Batak.
Ø Masyarakt
Minangkabau mengikuti klan berdasarkan garis keturunan ibu (matrilineal). Di
minangkabau ada 6 klan, yaitu Caniag, Piliang, Melayu, Dalimo, Kampai, dan
Solo.
Ø Masyarakat
Batak mengikuti klan berdasarkan garis keturunan ayah (patrilineal). Di Batak
klan ini disebut sebagai marga. Misalnya kita mengenal marga Ginting,
Sembiring, Tarigan, Parangin-angin, Nasution, Batu Bara, dan sebagainya.
2.1.5 Kemajemukan
Masyarakat Berdasarkan Agama
Dalam
masyarakat kita mengenal ada agama dan kepercayaan. Di Indonesia ada 6 agama
yang di akui secara resmi, yaiutu Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Katolik dan
Konghucu. Di samping itu ada banyak juga aliran kepercayaan atau agama-agama
asli. Oleh karena itu, didalam masyarakat kita ada umat kristen, umat Buddha,
umat Islam, umat Katolik, umat Hindu, dan umat Konghucu.
2.1.6 Kemajemukan
masyarakat berdasarkan jenis kelamin
Dakam
masyarakat yang majemuk, penggolongan masyarakatnya juga dilakukan berdasarkan
jenis kelaminnya. Dalam ilmu sosiologi, jenis kelamin dimengerti sebagai
kategori sosial dalam masyarakat yang berdasarkan pada perbedaan jenis kelamin
atau seks yang diperoleh sejak lahir ( perbedaan biologis ). Perbedaan itu dapat kita lihat
dari alat – alat Reproduksi, bentuk tubuh, suara, sikap, dan sebagainya.
Berdasarkan perbedaan itu ada kelompok masyarakat perempuan dan kelompok
masyarakat laki – laki.
2.1.7 Majemuk
masyarakat berdasarkan profesi
Penggolongan
sosial atau penggolongan masyarakat bisa
didasarkan pada profesi atau pekerjaan. Profesi adalah pekerjaan yang
menuntut pengetahuan dan keterampilan khusus. Misalnya, orang yang berprofesi
sebagai guru harus mempunyai keterampilan untuk mengajar dan mendidik para
murid.
Karena
adanya profesi yang bermacam – macam itu, maka masyarakat kemudian dapat
dikelompokan menjadi masyarakat yang berprofesi sebagai guru, dokter, petani,
tentara, pedagang, buruh, dan sebagainya. Perbedaan profesi dapat menyebabkan
perbedaan cara orang bertindak, cara orang berinteraksi, di lingkungan nya.
Misalnya, cara seseorang guru bertindak dan berinteraksi di mayarakat tentu
berbeda dengan cara seorang dokter bertindak dan berinteraksi.
Adanya
macam – macam golongan sosial dalam suatu masyarakat seperti ini menyebabkan
masyarakat menjadi majemuk, terdiri dari berbagai macam orang dari berbagai
suku bangsa, profesi, agama, ras, dan jenis kelamin.
Berkaitan
dengan penjelasan kelompok sosial di atas, berikut ini struktur sosial yang ada dalam masyarakat
multikultural :
o Sturktur
sosial yang terinterseksi (intersected soial structure)
Kelompok sosial yang ada dalam masyarakat dapat menjadi
wadah beraktivitas dari orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang,
suku, bangsa, agama, dan ras serta aliran. Dalam bentuk struktur sosial yang
demikian keanggotaan para anggota masyarakat dalam kelompok sosial yang ada
saling silang-menyilang sehingga terjadi loyalitas yang juga silang menyialng
(cross cuting affilation dan cross cutting loyalities). Bentuk struktur yang
terinterseksi mendorong terjadinya integrasi sosial dalam masyarakat
multikultural.
o Struktur
sosial yang terkontrolidasi (consolidated social stucture)
Dalam bentuk struktur yang demikian,
kelompok-kelompok sosial yang ada hanya
mewadahi orang-orang yang berlatar belakang suku, bangsa, agama, ras dan aliran
yang sama, sehingga terjadi tumpang tindih parameter dalam pemilihan struktur
sosial. Orang Bali akan identik dengan orang Hindu, orang Melayu identik dengan
orang Islam, partai tertentu identik dengan orang Islam, partai yang lain
identik dengan orang Kristen, dan seterusnya. Bentuk struktur sosial yang
semacam ini akan menghambat terjadinya integritas sosial dalam masyarakat
multikultural, karena akan terjadi pertajaman prasangka antar-kelompok. Stuktur
sosial terpilih dengan parameter yang tumpang tindih dengan pemilihan
berdasarkan agama, ras, aliran atau kelas-kelas sosial dan ekonomi. Ikatan
dalam kelompok dalam akan sangat kuat, tetapi akan menimbulkan prasangka
terhadap kelompok luarnya.
Konflik Sosial
A. Sebab-sebab konflik social
Menurut
Leopold von wiese dan Howard Becker, konflik social disebabkan hal-hal sebagai
berikut :
1.
Perbedaan antarorang
setiap
orang memiliki karakteristik yang berbeda. Contoh : si A dan Si B berbeda
pendidikan. Hal ini menyebabkan terjadinya konflik di antara masyarakat.
2.
Perbedaan kebudayaan
Kebudayaan
dapat mempengaruhi pembentukan dan perkembangan kepribadian seseorang.
3.
Bentrok kepentingan
Setiap
kelompok memiliki kepentingan yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan
sesuatu. Apabila terjadi benturan dapat menimbulkan konflik.
4.
perubahan social
Tiap-tiap
orang tidak sama menyikapi suatu perubahan. Perbedaan sikap ini dapat
menimbulkan konflik diantara mereka. Perubahan tresebut mempenagruhi cara
pandang, nilai, norma dan pola perilaku masyarakat. Contoh konflik antara kaum
muda dengan kaum tua.
Bentuk-Bentuk konflik
a.
Lewis A. Coser
Ø
konflik realistis berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap
system dan tuntan yang terdapat dalam hubungan social. contoh para karyawan
melakukan pemogokan terhadap manajemen perusahaan
Ø konflik
non realistis berasal dari kebuthan pihak-pihak tertentu untuk meredakan
ketegangan. contoh balas dendam dengan menggunakan ilmu gaib.
Ø
konflik in-group yaitu konflik yang terjadi dalam kelompok. contoh konflik
antaranggota geng
Ø
konflik out-group yaitu konflik yang terjadi antara suatu kelompok dengan
kelompok lain. contoh konflik masyarakat Madura dengan Masyarakat Dayak
b.
Dahrendorf
Ø
konflik peranan social. contoh suami dengan isteri dam mendapatkan penghasilan
Ø
konflik diantara kelompok-kelompok social
Ø
konflik diantara kelompok yang terorganisir dan tidak terorganisir
Ø
konflik diantara satuan nasional. contoh konflik antara partai, Negara atau
organisasi internasional
c.
Soerjono Soekanto
Ø
konflik pribadi terjadi karena perbedaan pandangan dsb
Ø
konflik rasial timbul karena perbedaan ciri fisik, kepentingan dan
kebudayaan.contoh konflik orang kulit hitam dengan kulit putih
Ø
konflik antar kelas social timbul karena perbedaan kepentingan. contoh konflik
buruh dengan majikan
Ø
konflik politikterjadi akibat perbedaan kepentingan politis
Ø
konflik bersifat internasional terjadi karena perbedaan kepentingan yang
kemudian berpengaruh terhadap kedaulatan rakyat. contoh konfik antarnegara
mengenai batas wilayah
d.
Ursula Lehr
Ø
konflik dengan orang tua sendiri
Ø
konflik dengan anak sendiri
Ø
konflik dengan keluarga
Ø
konflik dengan orang lain
Ø
konflik dengan suami atau isteri
Ø
konflik di sekolah
Ø
konflik dalam pemilihan pekerjaan
Ø
konflik agama
Ø
konflik pribadi
e. secara
garis besar
Ø
berdasarkan sifatnya
ü
destruktif muncul karena perasaan tidak senang, benci dan dendam terhadap orang
lain. contoh konflik Poso, Ambon, kupang dan Sambas
ü
konstruktif muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok
dalam mengahadapi suatu permasalahan. contoh konflik perbedaan pendapat dalam
rapat DPR/MPR
Ø
berdasarkan posisi pelaku
ü vertical
terjadi dalam struktur yang memiliki hierarki. contoh konflik atasan dengan
bawahan dalam suatu kantor
ü
horizontal terjadi antarindividu atau kelompok yang memiliki kedudukan yang
sama. contoh konflik antar organisasi massa
ü diagonal
terjadi karena ketidakadilan alokasi sumber daya ke seluruh organisasi sehingga
menimbulkan pertentangan. contoh konflik aceh
Ø
berdasarkan sifat pelaku
ü terbuka,
konflik diketahui semua pihak. contoh konflik Palestina –Israel
ü
tertutup, konflik hanya diketahui oleh orang atau kelompok yang terlibat
konflik.
Ø
berdasarkan konsentrasi aktivitas manusia di dalam masyarakat
ü social
terjadi karena perbedaan kepentingan social.contoh konflik Ambon, Trisakti
ü politik
terjadi karena perbedaan kepentingan yang berkaitan dengan kekuasaan. contoh
konflik antara pengikut parpol
ü ekonomi,
terjadi akibat perebutan sumberdaya ekonomi. contoh konflik antara pengusaha
ketika tender
ü budaya,
tejadi kaena adanya perbedaan kepentingan budaya. contoh perbedaan kelompok
dalam menafsirkan RUU pornografi
ü ideology
terjadi akibat adanya perbedaan paham yang diyakini seseorang atau kelompok.
contoh G-30S/PKI
Upaya Mengatasi Konflik
1. konsiliasi
2. arbitrasi (perwasitan)
3. mediasi
4. koersif
Akibat/dampak konflik
1. positif (konstruktif)
Ø bertambah
solidaritas kelompok
Ø
muncul pribadi-pribadi yang kuat
Ø
muncul kompromi
Ø
muncul pranata social
2. negative (destruktif)
Ø
retaknya persatuan kelompok
Ø
hancurnya harta benda
Ø
berubahnya sikap dan kepribadian individu
Ø
munculnya dominasi kelompok yang menang
Ø
timbulnya anarkisme
PENUTUP
Kesimpulan
Konflik
atau perselisihan maupn gesekan antara komunitas, suku, dsb sebenarnya dapat
dihindari jika kita semua sebagai warga negara yang baik mau ikut menjaga
ketertiban dan keamanan negara kita dan menghindari yang namanya perpecahan,
perang saudara.
Akibat
dari konflik yang terjadi di masyarakat sebenarnya tidak mempunyai sisi positif
yang dapat diambil, yang ada hanya sisi negatif yang semakin membuat kita
semakin jauh terhadap saudara sebangsa dan setanah air.
Saran
Jika
seluruh elemen masyarakat yang dimulai dari elemen paling tinggi seperti
presiden, dan para ajudan-ajudannya serta dari elemen yang paling bawah
sekalipun seperti rakyat jelata, ikut mendukung dan menjaga ketertiban negara
ini, maka bukan hal yang sulit untuk menjadikan negara Indonesia kita ini aman,
tentram, dan nyaman untuk dijadikan surge bagi kita untuk berlindung.
Demikianlah
beberapa proses sosial telah di uraikan secara cukup panjang. Semuanya dapat
menjadi pisau analisis untuk mengevaluasi bagaimana masyarakat kita membangun
kerja sama. Meskipun demikian, karena kita pro pada masyarakat majemuk maka
uraian di atas cukup banyak memberikan porsi pada konflik dan pertentangan,
bukan dengan maksud untuk menegaskan bahwa masyarakat majemuk harus berkonflik.
Yang hendak ditonjolkan adalah bagaimana menyelesaikan konflik. Ini penting
karena konflik hampir tidak pernah absen dalam kehidupan masyarakat majemuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
"orang yang baik selalu mengucap salam bila berkunjung"