Kembang api


Minggu, 22 Desember 2013

Strategi Dakwah Rasulullah



BAB I
PENDAHULUAN

 
1.1  Latar Belakang 

           Rasulullah Saw adalah contoh terbaik, dalam menggerakkan dan mengelola dakwah. Keberhasilannya dalam mengajak manusia kepada agama Allah, terhitung spektakuler. Bagaimana tidak, hanya dalam waktu 23 tahun beliau berhasil mengajak seluruh bangsa Arab dalam pelukan Islam, yang imbasnya secara alamiah dari generasi ke generasi Islam telah menyebar ke seantero jagad. Jumlah populasi muslim dunia ,kini yang mencapai kurang lebih 1.5 milyar tak lepas dari kiprah beliau selama 23 tahun tersebut.
          Beberapa mufassir memberikan keterangan , yang dimaksud ‘ala basyiroh pada ayat diatas adalah ‘ala sunnah atau ala ilmin , maknanya ; dakawah kepada Allah hendaklah berdasar sunnah rasul-Nya. Perintah ini sangatlah logis, sebab telah terbukti dalam lembar sejarah Muhammad Saw sebagai rasul terakhir benar-benar telah berhasil dengan gemilang menjadikn Islam sebagai rahmatan lil alamin. Dan tak berlebihan kalau kemudian seorang peneliti barat Michael Hurt, menempatkan Muhammad Saw pada urutan pertama dari 100 tokoh dunia yang paling berpengaruh.
           Fakta yang terjadi pada era globalisai ini strategi dakwah yang diguakan para Da’i dalam menyampaikan materi dakwahnya sama sekali kurang membuat masyarakat menjadi lebih terpesona dengan ajaran islamnya melainkan masyarakat malah menghindarinya dan bahkan jauh dari syari’at islam dan strategi yang dilakukan oleh Rasulullah ketika berdakwah di Mekkah dan di Madinah.

1.2   Rumusan Masalah

          Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah: Bagaimana Strategi Dakwah rasulullah saw di Madinah?

1.3  Tujuan Masalah 

          Adapun tujuan dalam pembahasan makalah ini adalah:
1. Dakwah Rasulullah dimadinah
2. Sejarah dakwah Rasulullah pada periode Madinah
3. Substansi dakwah dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah
4. Strategi dakwah dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah

1.4. Metode Penelitian Makalah 

          Dari latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan masalah cara mengakses internet. Sebelum penulis uraikan bagaiman Strategi Dakwah Rasulullah di Medinah  maka penulis akan mengatakan bahwa data ini penulis dapatkan hasil kerja sama bersama teman mencari datanya melalui internet.
           Setelah  dapat dicari melalui google maka penulis susun sedemikian rupa sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan dengan lumayan sempurna.
            Demikan perumusan masalah ini penulis semoga para pembaca dapat melihat dan membacanya dengan jelas apa bila ada kekurangan penulis mohon maaf. Karena pengambilan data ini diambil sedikit demi sedikit     
 
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Dakwah Rasulullah di  Madinah

Masyarakat di Madinah ada tiga kelompok masyarakat, yaitu:
1. Kaum muslimin yang setia kepada Nabi saw. Yang meliputi 2 kelompok, yaitu: 1) Anshar (penduduk asli Madinah, yang terdiri dari dua suku Aus dan Khajraj; 2) Muhajirin (kaum muslimin yang hijrah ke Madinah);
2. Kelompok musyrik, yang kebanyakan tidak membenci Islam dan banyak yang akhirnya berpaling ke Islam.
3. Kelompok Yahudi (komunitas pertama yang menetap di Yatsrib sejak abad pertama Masehi) yang telah berbaur dengan orang Arab, namun tetap fanatik dengan ajarannya (yang kebanyakan berbau magis dan pagan)

2.2. Sejarah dakwah Rasulullah pada periode Madinah

Tahapan dakwah Rasulullah saw periode Madinah setidaknya ada 3 tahapan, yaitu:
1. Masa Rintangan (dimulai dari awal tahun Hijriyah hingga disepakatinya perjanjian Hudaibiyah, tahun 6 H)
2. Masa Perdamaian, dengan para pemimpin paganisme (hingga Fathu Makkah pada bulan Ramadhan 8 H)
3. Masa Kemenangan, masa disaat manusia berbondong-bondong masuk Islam (hingga wafatnya Nabi saw.)

2.3. Substansi dakwah dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah

·         Mendirikan pemerintahan & masyarakat Islam
·         Menerapkan hukum-hukum Islam sec. Kāffah
·         Menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia
·         Konsolidasi & pengembangan daulah Islam

24.  Strategi dakwah dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah

1.   Pembinan Masjid
         Masjid merupakan institusi dakwah pertama yang dibina oleh Rasulullah SAW. setibanya baginda di Madinah. Ia menjadi nadi pergerakan Islam yang menghubungkan manusia dengan Penciptanya serta manusia sesama manusia. Masjid menjadi lambang akidah umat Islam atas keyakinan tauhid mereka kepada Allah SWT.
        Pembinaan masjid dimulakan dengan membersihkan persekitaran kawasan yang dikenali sebagai ‘mirbad’ dan meratakannya sebelum menggali lubang untuk diletakkan batu-batu sebagai asas binaan. Malah, Rasulullah SAW. sendiri yang meletakkan batu-batu tersebut. Batu-batu itu kemudiannya disemen dengan tanah liat sehingga menjadi binaan konkrit. 
         Masjid pertama ini dibina dalam keadaan kekurangan tetapi penuh dengan jiwa ketaqwaan kaum muslimin di kalangan muhajirin dan ansar. Mesjid pertama yang dibangun rasulullah SAW. adalah mesjid Quba’. Tanggla 16 Agustus Rasul dan para sahabat yang berjumlah lebih kurang seratus orang menuju Madinah pada hari jumat.
         Ditengah jalan pada suatu tempat yang bernama perkampungan lembah Bani Salim, Rasul mendapat perintah untuk mendirikan shlat jumat, sebagai suatu isyarat sudah waktunya memproklamirkan berdirinya Daulah Islamiyah. Di dalamnya, dibina sebuah mimbar untuk Rasulullah SAW. menyampaikan khutbah dan wahyu daripada Allah.
         Terdapat ruang muamalah yang dipanggil ‘sirda’untuk pergerakan kaum muslimin melakukan aktivitas kemasyarakatan. Pembinaan masjid ini mengukuhkan dakwah baginda untuk menyebarkan risalah wahyu kepada kaum muslimin serta menjadi pusat perbincangan di kalangan Rasulullah SAW. dan para sahabat tentang masalah ummah.
B. Mengukuhkan Persaudaraan
          Rasulullah SAW mempersadarakan kaum Muhajirin dan Ansar. Jalinan ini diasaskan kepada kesatuan cinta kepada Allah serta pegangan akidah tauhid yang sama. Persaudaraan ini membuktikan kekuatan kaum muslimin melalui pengorbanan yang besar sesama mereka tanpa membeda – bedakan pangkat, bangsa dan harta.
         Selain itu, ia turut memadamkan api persengketaan di kalangan suku kaum Aus dan Khajraz. Sebagai contoh, Abu bakar dipersaudarakan dengan Harisah bin Zaid, Jafar bin Abi Thalib dipersaudarakan dengan Mu’az bin Jabal, dan Umar bin Khattab dipersaudarakan dengan Itbah bin Malik. Begitu seterusnya sehingga tiap – tipa orang dari kaum Ansar dipersaudarakan dengan kaum Muhajirin.
C. Pembentukan Piagam Madinah
          Madinah sebagai sebuah Negara yang menghimpunkan masyarakat Islam dan Yahudi daripada pelbagai bangsa memerlukan kepada satu perlembagaan khusus yang menjaga kepentingan semua pihak. Rasulullah SAW. telah menyediakan sebuah piagam yang dikenali sebagai Piagam Madinah untuk membentuk sebuah masyarakat di bawah naungan Islam.
          Piagam ini mengandungi 32 pasal yang menyentuh segenap aspek kehidupan termasuk akidah, akhlak, kebajikan, undang-undang, kemasyarakatan, ekonomi dan lain-lain. Di dalamnya juga terkandung aspek khusus yang mesti dipatuhi oleh kaum Muslimin seperti tidak mensyirikkan Allah, tolong-menolong sesama mukmin, bertaqwa dan lain-lain. Selain itu, bagi kaum bukan Islam, mereka mesti berkelakuan baik kepada kaum islam di Madinah.
           Piagam ini harus dipatuhi oleh semua penduduk Madinah Islam atau bukan Islam. Strategi ini telah menjadikan Madinah sebagai model Negara Islam yang adil, membangun serta disegani oleh musuh-musuh Islam.
D. Strategi Ketentaraan
          Peperangan merupakan strategi dakwah Rasulullah di Madinah untuk melebarkan perjuangan Islam ke seluruh pelosok dunia. Strategi ketenteraan Rasulullah s.a.w digeruni oleh pihak lawan khususnya pihak musyrikin di Mekah dan Negara-negara lain.
          Antara tindakan strategik baginda menghadapi peperangan ialah persiapan sebelum berlakunya peperangan seperti pengitipan dan maklumat musuh. Ini berlaku dalam perang Badar, Rasulullah SAW. telah mengutuskan pasukan berani mati seperti Ali bin Abi Talib, Saad Ibnu Waqqash dan Zubair Ibn Awwam untuk bersiap-sedia menghadapi perang.
          Rasulullah SAW. turut membacakan ayat-ayat al-Quran untuk menggerunkan hati musuh serta menguatkan jiwa kaum Muslimin. Antara firman Allah Taala bermaksud:     “Dan ingatlah ketika Allah menjajikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan yang kamu hadapi adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayatNya dan memusnahkan orang-orang kafir.” (Surah al-Anfal: 7)
            Rasulullah SAW. turut mengambil pandangan dari para sahabat dalam menyusun strategi peperangan. Dalam perang Khandak, Rasulullah SAW. setuju dengan pandangan Salman al-Farisi yang berketurunan Parsi berkenaan pembinaan benteng. Strategi ini membantu pasukan tentera Islam berjaya dalam semua peperangan dengan pihak musuh.
E. Hubungan Luar
           Hubungan luar merupakan orientasi penting bagai melebarkan sayap dakwah. Ini terbukti melalui tindakan Rasulullah SAW. menghantar para dutanya ke negara-negara luar untuk menjalin hubungan baik berteraskan dakwah tauhid kepada Allah. Negara-negara itu termasuk Mesir, Iraq, Parsi dan Cina. S
           Sejarah turut merekamkan bahwa Saad Ibn Waqqas pernah berdakwah ke negeri Cina sekitar tahun 600 hijrah. Sejak itu, Islam bertebaran di negeri Cina hingga saat ini. para sahabat yang pernah menjadi duta Rasulullah ialah Dukyah Kalibi kepada kaisar Rom, Abdullah bin Huzaifah kepada kaisar Hurmuz, Raja Parsi, Jaafar bin Abu Talib kepada Raja Habsyah.
           Strategi hubungan luar ini diteruskan pada pemerintahan khalifah Islam selepas kewafatan Rasulullah SAW. Sebagai contoh, pasukan Salehuddin al-Ayubi di bawah pemerintahan Bani Uthmaniah telah berjaya menawan kota suci umat Islam di Baitul Maqdis. Penjajahan ke Negara-negara luar merupakan strategi dakwah paling berkesan di seluruh dunia.
F. Memelihara dan Mempertahankan Masyarakat Islam dalam Upaya  menciptakan suasana tentram aman agar masyarakat muslim yang dibina tidk dapat terpelihara dan bertahan
          Rasulullah SAW membuat perjanjian persahabatan perdamaian dengan kaum Yahudi yang berdiam di kota Madinah dan sekitarnya. Tindakan ini belum pernah dilakukan oleh nabi dan rasul sebelumnya. Isi perjanjiannya sebagai berikut :
a) Kebebasan beragama bagi semua golongan dan masing-masing golongan mempunyai wewenang penuh terhadap anggits golongannya.
b) Semua lapisan, baik muslim maupun Yahudi harus tolong menolong dan saling mebantu untuk melawan siapa saja yang memerangi mereka. Semua wajib mempertahankan kota bila ada serangan dari luar
c) Kota Madinah adalah ota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang terikat dengan perjanjian itu. Apabila terjadi perselisihan antara muslim dan Yahudi, maka urusan itu diserahkan kepada Allah SWT dan rasul(Al Qur’an dan sunah).
d) Mengakui dan mentaati kesatuan pimpinan untuk kota Madinah yang disetujui dipegang oleh Nabi Muhammad SAW.


  
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan 

Strategi dakwah dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah
  1. Pembinan Masjid
  2. Mengukuhkan Persaudaraan
  3. Pembentukan Piagam Madinah
  4. Strategi Ketentaraan
  5. Hubungan luar
  6. Memelihara dan Mempertahankan Masyarakat Islam dalam Upaya  menciptakan suasana tentram aman agar masyarakat muslim yang dibina tidk dapat terpelihara dan bertahan
3.2. Saran

           Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah Allah swt kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Strategi dakwah Rasulullah saw” ini dengan sekemampuan kami. Semoga para pembaca dapat mengambil hikmah dari makalah yang kami tulis ini. Namun kami selaku penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan yang harus segera diperbaiki.
          Maka dari itu kami meminta kepada pembaca untuk menganalisis kembali makalah kami serta menambahkan hal-hal yang kurang dan memberikan saran dan kritik yang membangun agar dalam pembuatan makalah kedepnnya kami bisa lebih berhati serta memiliki banyak pengalaman dari pembaca.
.


BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
· Al-Qur’an dan Terjemah
· Syamsuri, 2006, Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas X, Edisi KTSP, Jakarta: Penerbit Erlangga.
· Wahyu Ilahi, 2007, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta: Kencana.
· M. Hamid, 1997, Mutiara Kisah 25 Nabi & Rasul Dalam Al-Qur’an, Surabaya: CV. Karya Utama
· Dan beberpa sumber lain yang relevan
*http://edukasi.kompasiana.com/2012/12/13/strategi-dakwah-rasulullah-saw-51640
* logschoolpedia.blogspot.com/2011/06/substansi-dan-strate

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"orang yang baik selalu mengucap salam bila berkunjung"